Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: Menelusuri Konsep" Eco Green" Sultan YOTAMA di Lahan Terbatas
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Sabtu, 11 Agustus 2018

Menelusuri Konsep" Eco Green" Sultan YOTAMA di Lahan Terbatas

Hasil karya Sultan YOTAMA di Gorontalo
MG Jakarta. Setelah merangcang masjid Walima Emas sekaligus memanfaatkan lahan dan hewan ternak serta hewan unggas disekitarnya yang kini daerah itu terkenal dengan nama " Desa Wisata dan Religi" di Desa Bubohu Kecamatan Batuda'a Pantai Kabupaten Gorontalo beberapa tahun lalu, maka kini secara perlahan Sultan Yosep Tahir Ma’arif (YOTAMA) mulai bergerak lewat konsep “Eco Green” Teknologi Panen Air Hujan di kawasan elit kota Wisata, Gunung Putri,Ciangsana,daerah Bogor- Jawa Barat.

Hal itu terlihat saat Sultan YOTAMA (panggilan akrabnya) menerima kunjungan perwakilan dari pengurus Dewan Kemakmuran Masjid ( DKM) Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Malang pada Sabtu 05/08/2018

Gambar: Masjid Darussalam dan sarana disekitarnya

Seakan melengkapi fasilitas yang ada di tempat ibadah itu, tepatnya sebelah Utara atau samping kanan di area Masjid Darussalam kawasan Kota Wisata. Sultan YOTAMA didampingi rekannya yang juga pengelola lahan itu mengajak menelusuri sekaligus mengenalkan kepada tamunya satu demi satu hasil tanaman dan hewan peliharaan mulai dari cara pembibitan Ikan Lele, ternak Kambing dan hewan unggas serta jenis makanan ternaknya.

Sementara spanduk berdesign dengan tampilan berbagai gambar yang lebih menonjolkan tulisan Eco Green YOTAMA terpampang seakan menggambarkan blue print dari konsep itu. Disisi lain 2 orang pekerja mondar-mandir sedang melaksanakan tugasnya di atas lahan sekitar 200 meter yang telah ditumbuhi beberapa tanaman.

Sultan YOTAMA dan rekannya sedang memberikan penjelasan kepada tamunya
Dibawah spanduk yang bertuliskan Lab. Organik Masdarkowi ( Laboratorium Masjid Darussalam Kota Wisata) Sultan YOTAMA memulai penjelasannya tentang cara pembibitan ikan lele yang sudah ada dengan berbagai ukuran  serta konstruksi pipa saluran air yang menghubungkan antara tempat bak air (tempat ikan  lele) yang satu dengan baik air lainnya telah dipasang di lokasi itu. Bahkan Ikan Lele yang sebagian sudah mulai dipasarkan kepada masyarakat juga disampaikan Sultan YOTAMA kepada tamu tersebut.

Tak hanya itu,kandang tempat pemeliharaan hewan ternak kambing yang disatukan dengan hewan unggas yaitu burung dara dengan cara pemeliharaan menggunakan makanan ternak yang telah dikemas dalam karung juga dijelaskan dalam kunjungan itu.

Gambar Sedang diskusi di lahan pertanian Lab. MASDARKOWI
Dalam kesempatan itu di tengah tanaman yang sedang tumbuh, sebelum mengakhiri penjelasannya kepada tamunya Sultan YOTAMA mengatakan apa yang saya jelaskan dan anda lihat pada saat ini, semuanya baru sepuluh persen dari rencana keselurahannya. Yang sembilan puluh persen sudah tertuang dalam gambar itu.(Sambil menunjuk spanduk yang bertuliskan Eco Green YOTAMA). Insya Allah pada akhirnya kesemuanya itu hasilnya akan memberikan kemanfaatan bagi umat sekitar Kota Wisata. Tandas putra kelahiran Gorontalo itu.

Misbahuddin Azzuhri
Misbahuddin Azzuhri pengurus DKM Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Malang saat ditemui disela kunjungannya kepada tim Media Gorontalo ia mengatakan kunjungan ini adalah tindak-lanjut dari kunjungan rekannya sebelumnya yang juga pengurus DKM di masjid Universitas Brawijaya Malang.

Misbahuddin datang didampingi rekannya yang juga dosen dan pengurus DKM Universitas Brawijaya. Karena di kampusnya juga memiliki program berbasis wirausaha.

Menurutnya, sudah banyak mendengar kabar sosok Sultan YOTAMA yang memiliki konsep kewirausahaan yang external diseffect Ttanpa mengganggu pihak luar) atau ramah lingkungan di kawasan masjid ini, maka kami datang untuk lebih belajar banyak hal yang perlu dikembangkan antara lain pemberbayaan kewirausahaan  berbasis teknologi baru serta bagaimana memadukan pertanian dan hewan ternak di lahan yang terbatas tanpa mengganggu lingkungan. 

Posisi kampus kami juga sama yaitu di tengah kota dan hanya memiliki lahan terbatas. Tentu dengan kunjungan ini kami telah melihat langsung model kewirausahaan yang bentuk dan karakter lahannya seperti ini.

Ia adalah dosen yang mengajar ekonomi dan bisnis di fakultas Ekonomi universitas Brawijaya. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Sultan YOTAMA punya peluang wirausahanya besar apalagi setelah diamati modelnya mengutamakan eksternal diseffect khususnya untuk lingkungann sekitar di kawasan lokasi ini.

Misbahuddin berharap, setelah kunjungan ini tetap ada tindak lanjut yang dapat dikolaborasikan dengan kami.ujarnya. ( Foto & Berita by Ibrahim)

Tidak ada komentar: