Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: SUDIRMAN HALA, MANTAN REPORTER DAN WARTAWAN RRI UNTUK ISTANA SEDANG MELAWAN PENYAKIT
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Senin, 14 November 2011

SUDIRMAN HALA, MANTAN REPORTER DAN WARTAWAN RRI UNTUK ISTANA SEDANG MELAWAN PENYAKIT


Sudirman Hala
Jakarta, Suatu ketika di ruangan sekretariat LAMAHU, Cawang Jakarta Timur , salah satu rekan menyodorkan melalui telp gemgamnya sebuah gambar yang mengagetkan , sekaligus  ia mengatakan bahwa ini orang Gorontalo mantan wartawan, ia juga menyerukan  dengan nada perintah yaitu kalimat “ kita harus membantunya karena penyakitnya cukup serius”. Setelah melihat dan mendengar ungkapannya, maka naluri solidaritas sesama jurnalis pun harus berbicara dan bergerak. Kami pun meminta nomor telpon sang mantan wartawan sedang mengalami cobaan itu.
Meskipun tanpa melakukan perjanjian, menjelang sore hari setelah hujan deras tepatnya tanggal 30 Oktober 2011, kami berusaha mendatangi rumah mantan wartawan itu, setelah tiba dikawasan komplek RRI Cimanggis Depok, kami menghubungi no telp yang sudah tersimpan di seluler kami untuk menayakan posisi rumah yang sedang kami tuju, setelah dihubungi ternyata mantan wartawan itu yang menerima telpon kami, setelah diberikan informasi posisi rumahnya mantan wartawan itu sudah berdiri menunggu didepan rumanhnya dengan kondisi badan yang berbeda saat ia masih sehat.
Kami menyadari pak. Dirman,  sangat kaget dan penuh tanda tanya dengan kehadiran kami. Setelah kami diijinkan masuk kerumahnya, pak Dirman memilih duduk agak jauh dengan kami. Disampingnya  2 anak laki - laki yang masih duduk dibangku SD sedang menonton televisi sesekali duduk mendampingi ayahnya, sang istri pun dengan cepat menyalami kami sekaligus menyodorkan 2 gelas teh, maklum kami datang hanya 2 orang saja.
Setelah itu, kami pun menyampaikan niat kedatangan kami kepada mereka dengan kalimat “ mohon maaf pak Dirman dan Ibu, kami datang tanpa janjian terlebih dahulu, kami orang Gorontalo disamping itu kami dari Media Gorontalo di Jakarta. Maksud kedatangan kami ingin menjenguk bapak, karena kami mendengar pak Dirman sakit, oleh sebab itu kami berusaha datang.
Pak Dirman dan istirinya pun menjawab dengan kalimat “Kami berterima kasih telah memberikan perhatian , menjenguk dan melihat kondisi bapak saat ini, dan beginilah kondisi penyakit bapak yang sudah setahun. Tutur  istrinya.
Spontan dialog pun langsung terjadi. Sulistiani ( begitulah nama istrinya) Ia, mengurakain proses penyakit suaminya, Menurutnya, gejala awalnya hanya bersin, dan pilek biasa tetapi perkembangannya menjadi lain. sejak tahun 2008 sudah ulai ada tanda - tanda penyakit ini artinya setelah di sebelah kanan badan pindah kek sebelah kanan badan tapi setelah minum obat hilang, namun setelah sekitar satu tahun lalu, menjadi berbeda sudah keluar cairan dari mata, hidung, dan hingga kuping.  Ia, menambahkan, soal ke dokter dan rumah sakit ,mulai dari dokter THT( telinga,hidung dan tenggorakan)  hampir semua sudah di ditemui, bahkan rumah sakit  terkenalpun kami sudah keliling tapi hasil diagnosanya ngga ada. sekarang sedang berusaha untuk pengobatan lain. Itulah ungkapan sang istri  Sudirman Hala, ketika tim media Gorontalo berusaha menjambangi rumah kediamannya berada di kompleks RRI Cimanggis Depok.
            Tak hanya itu , Sulistiani , juga mengatakan saat ini untuk  mengatasi dan mencari informasi obat dan solusi penyembuhan penyakit suaminya, ia memanfaatkan situs -  situs media on lain, karena menurutnya para dokter terkadang menjadi sangat pelit dengan informasi untuk penyakit suaminya, setelah dilakukan pemeriksaan para dokter hanya menyatakan tidak mengetahui nama penyakit yang sedang dialami suaminya,  tapi fakta terlihat seperti ini kondisinya. Tuturnya.
Tetapi terlepas dari usaha saya selalu berusaha agar bapak ( suaminya read) tidak terlalu memikirkan penyakitnya kita harus sabar karena ini cobaan Allah dimana kita akan mengambil hikmahnya. Cobaan Allah itu ada macam - macam dan semuanya kita harus hadapi dengan ikhlas. Kata istrinya
            Sementara itu sang mantan reporter dan wartawan RRI yang pernah di tugaskan meliput kegiatan kepresidenan sekitar tahun 1990an di Istana negara Jakarta  dan telah pensiun pada tahun 2008 itu, duduk disamping istrinya,  sesekali ia ( pak Dirman) mengusap air matanya dengan sapu tangan yang ada digenggamannya. Istrinya pun harus sabar hanya dengan hitungan 5 -10 menit masuk keluar kamar tidur mereka mengambil selembar kapas untuk mengganti kapas  sebagai penahan cairan yang menetes keluar dari penyakit  dikuping  sebelah kiri suaminya.
            Namun demikian pak Dirman begitulah panggilan akrabnya) selalu berusaha tegar dan berbicara tentang  pengalaman saat bertugas di RRI. Katanya Ia disamping reporter juga wartawan diistana. Mengenai penyakitnya. pernah ada juga salah LSM yang datang menolongnya, LSM itu membawanya ke daerah Ciputat dan direfrensikan ke rumah sakit umum, tapi saat itu cairan dikuping saya netes terus dan kalau  periksa ke rumah sakit umum harus menunggu  lama sedangkan cairan dari kuping netes terus. Belum lagi, dalam perjalanan kondisi di jalan mem-butuhkan waktu yang lama, tapi insya Allah, kalau Allah sembuh saya tetap akan berkarya terus apalagi anak saya yang kecil masih sekolah SD tentu perlu biaya. Tuturnya dengan suara khasnya.
            Sejenak kami  meminta izin untuk mengambil gambar foto kondisi tubuh dan penyakitnya,  maka tatapan kami tertuju pada gambar  foto yang terpajang di sebelah kanan dinding ruang tamu rumah itu . Pasalnya, diruangan itu terlihat  foto-foto  Sudirman Hala dengan mantan-mantan presiden. seperti fotonya dengan mantan presiden Palestina  alm. Yaser Arafat,    mantan Presiden RI ke 2 alm. Soeharto, mantan Presiden RI ke 3  B.J. Habibie, Alm. Abdurrahman Wahid ( Gusdur) mantan Presiden RI ke 4 dan Presiden saat ini Susilo Bambang Yudoyono. Namun, kami tak melihat dipajangan itu  foto pak Dirman dengan mantan Presiden Megawati Soekarmo Putri. 

Tak hanya dokumentasi foto, istrinya pun menunjuk lemari pajang yang menjadi tempat hias koleksi 
barang - barang saat suaminya bertugas menjadi seorang wartawan. Namun, apapun tampilan foto itu, mungkin hanya  menjadi sebuah kenangan saat mengabdi kepada negara lewat profesi, lalu apakah rekan-rekanya di Istana telah melihatnya ? MG/004/Ibrahim

Tidak ada komentar: