Kegiatan pelayanan
kepada masyarakat di kantor perwakilan Jakarta boleh dibilang lumpuh total.
Pasalnya sejak pukul 05.00 ( Subuh ) WIB , Senin tanggal 06 Agustus 2012, mahasiswa penghuni asrama
Gorontalo di Jakarta, menyegel kantor perwakilan itu mulai dari pagar depan,
sehingga seluruh karyawan yang bekerja di kantor tidak bisa masuk untuk
melakukan aktifitas mereka sesui jam kerja yang telah ditentukan.
Berdasarkan informasi informasi
yang dihimpun tim media Gorontalo, pemicu di segelnya kantor itu karena ulah
pernyataan kepala kantor perwakilan Gorontalo di Jakarta pada salah satu media
saat wawancara pada acara tertentu di Jakarta.
Tidak hanya itu masalah
pemindahan asrama mahasiswa yang saat ini berada di Jalan Salemba Tengah
Jakarta Pusat akan di relokasi ketempat yang lain merupakan inti masalah itu.
Kakam |
Mahkamah Jusuf, Ketua Asrama HPMIG – Jaya di Jakarta, mengatakan tindakan
ini di lakukan karena pernyataan yang dilontarkan Didi Baga ( kepala Kantor perwakilan Provinsi Gorontalo
di Jakarta) saat wawancara dengan salah satu media. Dalam pernyataan itu Didi mengatakan
bahwa mahasiswa yang tinggal di asrama
seharusnya bersyukur karena pemerintah Gorontalo telah berbaik hati mensubsidi mahasiswa
senilai satu Juta rupiah perkepala
perbulan. Sebab rumah sewa di Jakarta paling rendah sudah Rp 1 Juta rupiah perbulan. Ungkapnya
Ketika ditanya apa yang salah dengan pernyataan ini ?
Kata Dia, pernyataan kepala perwakilan itu harus di cabut. Artinya dengan pernyataan itu berarti
kami mahasiswa hanya diukur dengan uang. Kemudian jika kami selama ini telah dibantu
oleh pemprov. Gorontalo senilai Rp. 1 Juta
perkepala setiap bulan maka
dengan jumlah 24 kamar yang ada asrama berarti kami telah menerima subsidi senial
Rp. 24 Juta setiap bulan padahal tidak seperti begitu. Tuturnya.
Ia, juga menambahkan masalah
ini juga bukan hanya soal pernyataan kepala kantor perwakilan, tetapi tindakan
ini dilakukan karena pihak pemprov. Gorontalo akan memindahkan asrama mahasiswa
di lokasi yang lain. Jadi, inti masalah ini adalah bentuk penyampaian kekecewaan disamping
kepala perwakilan harus mencaburt pernyataannya,
juga kami mahasiswa menolak untuk di pindahkan
ke lokasi yang lain. Tegasnya
Apakah aksi ini akan berlangsung dengan cara yang anarkis
dan sampai kapan kantor ini di segel terus?
Kata Kakam ( panggilan
akrabnya ) kami melakukan aksi ini dengan cara yang damai dan tidak orator
sehingga akan mengganggu lingkungan. Kami janji ini aksi damai. Kemudian soal
waktu sampai kapan kantor ini disegel ,
semuanya tergantung Gubernur kapan mau ketemu kami. Sebab hingga saat ini belum
ada jawaban dari pihak pemprov. Gorontalo kepada kami. Padahal melalui kepala
perwakilan kami mahasiswa sudah meminta agar Gubernur Gorontalo mau duduk bersama
dengan kami mahasiswa. Tapi, saat sampai
siang ini belum ada jawaban dari pihak pemerintah provinsi . Namun, melihat waktu
rasanya belum hari ini pertemuan itu. Sebab kami juga masih akan melakukan
rapat lanjutan internal sesama penghuni asrama dan kakak mahasiswa yang lain.
Tetapi, perlu dicatat! bahwa kami tidak mau kalau Gubernur hanya mengirim wakil
untuk bertemu dengan kami, membahas soal ini. Jadi, semua tergantung Gubernur ,
makin cepat makin baik. Demikian kata
mahasiswa jurusan bisnis menejemen itu.
Didi Baga |
Sementara itu Abdul
Kadir Didi Baga, Kepala kantor perwakilan Provinsi Gorontalo di Jakarta, ketika
dimintai konformasi soal pernyataan itu. Ia mengatakan dalam pemahamannya pernyataan tersebut justru membela mahasiswa. Tetapi kalau dipersepsikan berbeda, maka, ia minta maaf. Tetapi, menurutnya , inti masalah ini bukan
soal pernyataan itu, artinya pernyataan itu hanyalah momen dari akumulasi
sebuah kekecewaan mahasiswa. Dalam hal ini ada persoalan lain yang harus cepat
diselesaikan, yaitu sebuah kebijakan daerah terhadap kehadiran asrama mahasiswa
di tempat itu. Tetapi, kita tunggulah insya Gubernur akan membuat sebuah kebijakan
yang baik. Namun, apapun kondisinya. mohon di buka kantornya! kita duduk dan dialog
bersama di dalam. Artinya biar kegiatan kantor dan pelayanan ke masyarakat
berjalan dengan baik disamping itu kita sama-sama cari solusinya. Demikian kata
Didi panggilan akrabnya.
Di tempat yang sama Wenny
Liputo, didampingi Didi Baga berserta
stafnya yang datang sekitar pukul 18.42 (Malam
) WIB, Untuk bernegosiasi dengan para mahasiswa pun tidak berhasil masuk ke
dalam kantor perwakilan. Melalui batas pagar Wenny ( sapaan akrabnya ) yang diterima
perwakilan mahasiswa dalam dialog saat itu ia (read Wenny ) hanya mengatakan apapun permintaan mahasiswa akan disampaikan
kepada Gubernur, dan insya Allah Gubernur akan siap berdialog dengan mahasiswa.
Namun soal waktu dan tempat nanti akan ditentukan kemudian. Sebab Gubenur hari ini
masih banyak kegiatan yang harus diselesaikan. Tetapi perlu disampaikan bahwa pesan
Gubernur mohon kantor ini harus di buka saja. agar pelayanan kantor kepada
masyarakat berjalan dengan baik. Demikian
kata Wenny.
Dalam dialog itu pihak
mahasiswa belum memberikan kepastian apakah besok kantor yang di segel tersebut
akan di buka oleh mahasiwa. Sebab malam mini para mahasiswa masih akan
melakukan rapat internal dengan penghuni asrama para mahasiswa dan mahasiswa alumni
asrama tersebut. 004/MG/Ibrahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar