Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: Suharso Monoarfa: Rencana Pemda. Gorontalo Membangun Penginapan di Jakarta Hanya Program Akal-akalan
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Rabu, 05 September 2012

Suharso Monoarfa: Rencana Pemda. Gorontalo Membangun Penginapan di Jakarta Hanya Program Akal-akalan


H.Suharso Monoarfa
Seperti  tahun-tahun sebelumnya, maka tahun  ini Suharso Monoarfa, mantan menteri negara Perumahan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II  kembali menyelenggrakan  acara Open House bagi masyarakat pasca hari Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, dengan mengundang  keluarga terdekat, kerabat, masyarakat Garontalo serta masyarakat umum, dalam rangka merayakan hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan lalu.

Meskipun, kehadiran para undangan dalam acara itu tidak sebanyak saat ia masih menjabat sebagai menteri negara, namun para tamu yang datang tetap terlihat silih berganti dalam hitungan menit. Sehingga ruang dan meja yang telah disiapkan oleh panitia  di kediamannya dan keluarga kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan itu, tetap terisi oleh para undangan yang hadir.

Sementara dalam melayani tamunya Harso (panggilan akrabnya) beserta istrinya Nurhayati atau yang lebih akrab disapa Neng, terlihat cukup sibuk berpindah-pindah tempat duduk membagi waktu dengan menggilir satu demi satu  setiap meja yang telah ditempati oleh para tamu yang hadir saat itu.

Namun, ada yang menarik ketika tim media Gorontalo, menghampiri pak Harso dan meminta waktu untuk tanggapannya soal isu rencana pemda.Gorontalo yang akan membangun gedung Penginapan bagi para pejabat Gorontalo yang datang ke Jakarta dalam rangka tugas dinas, penambahan  gedung Asrama mahasiswa Gorontalo di Jakarta serta pemindahan  asrama dan  mahasiswa Gorontalo yang berada di Jalan Salemba Tengah, Jakarta Pusat. Sehingga berbuntut pada aksi demo mahasiswa penghuni asrama Gorontalo di Jakarta.

Lalu, seperti apa tanggapan dari pak Harso  tentang rencana pemda.Gorontalo  tersebut? Maka inilah wawancara tim Media Gorontalo (MG) dengan salah satu tokoh sekaligus politikus nasional yang juga pengurus DPP- Partai Peratuan Pembangunan (PPP)  dengan nama lengkap H.Suharso Monoarfa,MA. yang kami  singkat dengan SM setelah usai ia menyelenggarakan acara Open House tersebut.

MG: Belum lama ini mahasiswa yang tinggal di asrama Gorontalo kembali melakukan aksi demo dengan menutup pintu pagar sehingga kantor perwakilan di Jakarta tidak melakukan kegiatan sehari penuh.  Apakah sudah mendengar informasi?

SM: Oh ya. belum tahu, soal apa itu?

MG:Pemda.Gorontalo  berencana memindahkan asrama ke tempat yang lain. Karena kantor itu akan direhab  menjadi semacam gedung untuk multi fungsi.  Menurut informasi tempat itu, disamping sebagai kantor juga ada bangunan tempat Penginapan bagi pejabat Gorontalo yang datang ke Jakarta, konon model gedungnya berkelas hotel?

SM: Kalau pemda.Gorontalo ingin membangun dan memindahkan asrama  mahasiswa, harus jelas dulu posisi lahan itu. Pemiliknya siapa? mahasiswa atau pemda.

MG: Sebelum lanjut, apakah anda  mengetahui sejarah asrama itu, dan benarkah mahasiswa Gorontalo zaman dulu, yang  memperjuangkan untuk menempati asrama itu?

SM: Begini, pada zaman dulu tanah itu di kuasai oleh katakanlah salah satu pihak. Kemudian, terjadi suatu peristiwa G 30S/PKI. Lalu, gedung dan tanahnya diambil  alih oleh yang istilah saat itu PERPERA (Penguasa Perang) atau penguasa teroterial, istilah saat ini KODAM (Komando Daerah Militer).

Setelah proses dan waktu berjalan , pada era itu anak-anak mahasiswa Gorontalo memerlukan asrama atau rumah yang dekat dengan tempat kuliah UI (Universitas Indonesia), kebetulan yang menjabat pimpinan keamanan negara (Kapkobkamtib) pada waktu itu adalah mantan Gubernur SULUT,  maka gedung dan tanah itu, dipijamkan untuk dipakai sebagai Asrama Mahasiswa Gorontalo . Bahkan, pada saat itu para mahasiswa  HPMIG (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Gorontalo) sempat berusaha dengan membentuk tim untuk memperkuat dan memastikan dasar hukum keberadaan mereka disitu. Karena  alasan mahasiswa, berdasarkan Undang-Undang mereka punya hak menempati lokasi itu.  Setelah mahasiswa bisa menempati tempat itu, maka dalam perjalanan waktu sudah menjadi pusat kegiatan mahasiswa dan masyarakat Gorontalo yang berada di Jakarta. Bahkan sering dilaksanakan kegiatan pengajian, Sholat Tarwih  bersama dan menjelang akhir Ramadhan  pada hari ke 27 selalu diadakan buka puasa dan Tarwih bersama disitu. Sekaligus ada acara membagi-membagi bingkisan dari masyarakat Gorontalo yang mampu. Seingat saya  kegiatan itu setiap tahun dilaksanakan.

Kemudian, Jakarta berkembang pesat, masyarakat dan mahasiswa Gorontalo banyak yang datang ke Jakarta. Maka asrama pun juga berkembang sedemikian rupa, sehingga sempat  saya perhatikan Asrama itu mulai dihuni oleh orang yang bukan mahasiswa. Bahkan pernah juga asrama itu tidak di tempati oleh mahasiswa. Istilah dulu yang tinggal disitu hanya mahasiswa abadi. Ada juga sebuah  keluarga yang tinggal disitu, konon asrama itu dititipkan kepada keluarga tersebut. Tujuannya untuk mengawasi asrama dan mahasiswa. Tapi pada perkembangan berikutnya, asrama itu menjadi tidak berfungsi sebagai asrama yang benar. Lalu, pada waktu itu ada organisasi masyarakat Gorontalo di Jakarta yaitu LAMAHU. Maka  Ary Mochtar Pedju, sebagai ketua umum LAMAHU saat itu,  mengembalikan fungsi asrama untuk berfungsi asrama seperti yang sebenarnya.

Kemudian, ketika Gorontalo menjadi daerah otonom atau provinsi, maka asrama ini mulai ada perhatian artinya bagaimana asrama itu bisa disahkan kepimilikannya secara formal atau hukum. Tapi, setelah itu saya sudah tidak tahu posisi hukumnya status asrama itu seperti apa.Karena sudah ngga ikut perkembangannya.

MG: Masyarakat Gorontalo di Jakarta sebagian besar mengatakan tempat itu adalah hasil perjuangan mahasiswa HPMIG Jakarta saat itu, menurut anda?

SM: Begitulah sejarahnya.

MG:Informasi terakhir pemerintah daerah Gorontalo, tidak jadi memindahkan asrama mahasiswa yang berada di Jalan Salemba Tengah. Tetapi, Pemda.Gorontalo, rencananya akan membangun asrama satu lagi di daerah Jakarta Selatan. Gimana menurut anda?

SM: Orientasinya pemda. Gorontalo mau kemana dulu. Lalu, apakah masih diperlukan penambahan gedung asrama  mahasiswa Gorontalo di Jakarta.Jika ingin membangun pun, maka dengan perkembangan  Jakarta dan Universitas – universitas yang ada di Jakarta,  maka universitas lebih banyak yang berada di daerah Depok. Tapi, kalau orientasinya pemda.Gorontalo  ke Universitas Indonesia maka lokasinya tentu harus lebih dekat ke arah Depok. Saya kira itu lebih pas. Tapi, kalau banyak mahasiswa yang hanya masuk di Universitas – universitas swasta itukan berarti  mahasiswa itu mempunyai kemampuan dalam hal biaya. Karena sekolah di Universitas – universitas swasta bayarannya mahal. Jadi, kalau kuliah di universitas swasta   dan mengatakan tidak mampu membayar, kan tidak masuk akal. Namun,  kalau ada mahasiswa  terpilih melalui seleksi ujian masuk ke Universitas Indonesia  dan mahasiswa itu secara ekonomi tidak mampu membiayai,  tentu mereka memerlukan bantuan. Lalu, di hitung berapa kuota mahasiswa yang kuliah di UI.  Dengan demikian di situlah muncul dibutuhkannya fungsi asrama mahasiswa. Jadi,  perlu di garis bawahi, apakah rencana ini kebutuhan atau hanya keinginan. Kemudian   harus di definisikan juga soal kebutuhan itu secara menyeluruh. Kebutuhannya seperti apa? dan apakah  kebutuhan itu  bisa dipenuhi oleh daerah.Serta seberapa besar kebutuhan itu terbentuk. Apalagi Universitas Indonesia sekarang ini bukan Universitas yang murah dan bukan hanya untuk orang-orang yang pintar saja. Universitas Indonesia saat ini berbeda  dengan yang dulu.  Sekarang sudah ada Universitas Indonesia yang berkelas Internasional  bayarannya juga mahal

MG: Jadi, apakah penambahan pembangunan asrama bukan menjadi kebutuhan?

SM: Itu, yang harus dipertanyakan apakah soal kebutuhan, yang kedua tingkat kemanfaatannya lebih baik yang bagaimana.

MG: Kembali ke status lahan di Salemba Tengah. Informasi yang kami dengar bahwa lahan itu sudah bersertifikat atas nama pemda.Gorontalo,  Gimana menurut anda?

SM:Setahu saya pemda tidak bisa memiliki aset di Jakarta. Kedua, soal pemerintah daerah sendiri kalau memang merasa memerlukan kantor perwakilan sekaligus ingin menggunakan asrama itu untuk dialih fungsikan. Maka, sebaiknya  harus free and clear (Bebas dan bersih )  antara Kantor Perwakilan dengan mahasiswa dalam hal status dari Asrama Mahasiswa,  dan itu harus benar-benar selesai dulu statusnya. Apakah asrama itu harus dibawah penguasaan pemerintah daerah atau tidak? Tapi, kalau mau dialih fungsikan maka asrama itu harus ada gantinya! Maka, pertanyaannya apakah pemerintah daerah Gorontalo bisa menyediakan dana yang cukup  sebagai pengganti asrama yang kelasnya seperti  asrama di Salemba  itu.

MG: Ada wacana yang mana  pemda.Gorontalo akan membangun gedung semacam Penginapan di Jakarta bagi  pejabat dari Gorontalo yang ke Jakarta dalam rangka tugas dinas. Penginapan itu akan dikelola oleh BUMD atau pihak swasta.  Konon bayarannya lebih murah dari pada tinggal di hotel. Menururt anda?

SM: Kembali lagi ke yang tadi, apakah rencana ini kebutuhan atau hanya keinginan ? Jangan lupa lho. perbedaan antara   kebutuhan dan keinginan. Kan gini, kalau seorang pejabat daerah ditugaskan keluar  daerah, maka pasti pejabat itu sudah diberikan dana untuk perjalanan ,   menginap dan lain-lain. Biaya itu sudah ada anggarannya melalui APBD. lalu pemerintah daerah mau bikin  penginapan yang akan dikelola oleh BUMD  atau katakanlah pihak swasta.  Menurut, saya rencana ini tujuannya semata-mata akan meraup kembali uang sudah yang dibelanjakan itu agar tetap ke pemerintah daerah. berarti pemda. membuat usaha di Jakarta, maka  mereka dipastikan masuk ke syarat tidak ada praktik market. Sebenarnya itu sah-sah saja . Tapi, BUMD ini kan juga memerlukan modal yang tidak sedikit.  

MG: Jadi, apakah   program  Pemda. Gorontalo untuk membangun penginapan di Jakarta saat ini belum perlu?

SM: Ah.itu program akal - akalan saja. Yaah..namanya membuat  masalah

MG: Tapi, kan menurut informasi rencana penginapan itu akan di kelola oleh BUMD bukan pemda?

SM: Ya. tapi BUMD harus infestasi di Jakarta. Hitungannya  berapa sih  biaya perjalanan itu, yang merupakan biaya penginapan , kemudian di kumpulin bisa untuk bangun apa atau  apalah gitu di Jakarta. Asumsinya,nanti keuntungannya akan kembali lagi ke daerah atau ke BUMD nya.tapi menurut saya apa manfaat proyek itu untuk masyarakat Gorontalo. Coba anda hitung,  dari Opportunity cost (biaya kesempatan), jika membangun di Jakarta maka dana yang harus disediakan oleh  BUMD sekitar 5 hingga 10 Miliar , dan ini bukan uang kecil atau sedikit.  Lalu, mau  di investasikan di Jakarta, dalam pengertian untuk menangkap kembali uang yang sudah di belanjakan daerah melalui perjalan dinas itu. Bagi saya, kenapa uang yang 5 - 10 miliar itu, tidak di investasikan saja di Gorontalo untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di Gorontalo. itu yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat disana.  Sebab, jika membangun di Jakarta juga biaya operasi  memerlukan  perhitungan ekonominya.Jadi, menurut saya ini  terlalu mengada-ada, kan. hitung-hitungan mana yang akan lebih bermanfaat dan menguntungkan rakyat Gorontalo.Atau jika sudah memiliki dana bangunlah kantor perwakilan sendiri.

MG: Lalu, apakah lebih baik di investasikan di Gorontalo?

SM: Itu yang lebih menguntungkan.  Kan, orientasinya kita ke Gorontalo. Bukan berinvestasi di luar Gorontalo hanya dengan alasan ingin menangkap belanja konsumsi daerah. Fisik untuk membangun sesuatu di Jakarta sudah diwakili dengan segala macam, Kedepan itu sudah tidak diperlukan .

MG: Terakhir pak, pemilik lahan yang saat ini ditempati asrama dan kantor perwakilan Gorontalo, akan meminta ganti rugi senilai 3.5 miliyar dan hanya soal waktu proses ini akan berjalan, ada tanggapan?

SM: Oh ya! Tapi, kalau soal itu saya tisak mau   memberikan komentar. Karena saya harus perlu data. ( 004/ MG / Ibrahim )
 
Suasana Open House Idul Fitri 1433 H di kediaman H.Suharso Monoarfa

Tidak ada komentar: