Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: KETIKA RUSLI HABIBIE MEREDAM KEMAHARAN MAHASISWA DI ASRAMA GORONTALO JAKARTA
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Senin, 10 September 2012

KETIKA RUSLI HABIBIE MEREDAM KEMAHARAN MAHASISWA DI ASRAMA GORONTALO JAKARTA

Suasana Kantor Perwakilan Gorontalo di Jakarta saat aksi berlangsung
Jakarta. Menjelang pertengahan bulan Ramadhan 1433 H, tepatnya pada 6 Agustus lalu, mahasiswa penghuni asrama Gorontalo di Jakarta, kembali menambah catatan dalam lembaran sejarah  soal perjuangan status asrama Gorontalo yang berada di Jalan Salembah Tengah No.29 Jakarta Pusat.

Tidak tanggung-tanggung hanya dalam hitungan jam setelah mendengar dan mendiskusikan pernyataan dari seorang oknum pejabat provinsi Gorontalo di Jakarta, mereka melakukan aksi yang mengcengangkan dengan  menggunakan alat kunci berlapis,  mahasiswa itu menutup pintu pagar masuk kantor perwakilan Gorontalo di Jakarta. Sehingga aksi itu berdampak pada kegiatan pelayanan di kantor perwakilan Jakarta seharian penuh menjadi lumpuh total.

Tidak hanya itu, spanduk dan berbagai tulisan yang mengecam pernyataan oknum pejabat dan sikap pemerintah provinsi Gorontalo juga terpampang di pintu gerbang kantor perwakilan ikut mewarnai aksi tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Media Gorontalo di lokasi kejadian saat itu, mahasiswa  melakukan aksi itu disamping ulah pernyataan oknum pejabat pemprov.Gorontalo di Jakarta, serta isyu rencana pemprov.Gorontalo yang akan memindahkan asrama mahasiswa Gorontalo berada di Jalan Salembah Tengah, Jakarta Pusat ke daerah Lenteng Agung - Jakarta Selatan.

Gambar: Asrama Gorontalo di Jakarta
Sementara saat melakukan aksi itu mahasiswa yang tinggal di asrama, tidak seramai atau di penuhi oleh mahasiwa Gorontalo yang berasal dari berbagai daerah yang selalu mampir, belajar, diskusi dan sekedar mampir nginap ditempat itu. Bahkan dalam aksi itu, jumlah penghuni asrama  hanya berkekuatan sekitar 15 orang mahasiswa. Itupun, mahasiwa lainnya masih kuliah praktek di luar asrama.

Sangat ironis, aksi itu terjadi baru sebulan usia penggantian kepala kantor perwakilan provinsi Gorontalo di Jakarta dari tangan Wardoyo Pongoliu ke tangan Abdul Kadir Didi Baga.

Bukan cuma itu, aksi itu dilakukan saat Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama rombongan sedang melakukan pertemuan dengan kementrian pertanian di Jakarta, serta pertemuan dengan B.J.Habibie (mantan presiden) dalam rangka tindaklanjut program pembangunan rumah sakit di Gorontalo. Bahkan berbagai sumber mengatakan, Gubernur sedang merangkul beberapa daerah di wilayah Indonesia Timur melalui perjalanan ramadhan (Roadshow Ramadhan) membicarakan kerja sama program pembangunan di daerah  Gorontalo,  yang dirangkai  dengan melakukan silaturrahim dengan masyarakat Gorontalo termasuk para mahasiswa di asrama Gorontalo yang tersebar di Indonesia.

Harga Mati Asrama Tidak Bisa di Pindahkan

Berbagai upaya negosiasi  dari beberapa pihak tidak mampu meredam aksi itu. Bahkan suara yang terlontar dari mereka, justru sebaliknya yaitu mereka tidak butuh  siapapun pejabat yang datang  mengatasnamakan Gubernur untuk bernegosiasi dengan mereka. Kecuali, hanya ingin agar Gubernur Gorontalo sendiri yang datang dan duduk  berdialog secara langsung dengan mereka untuk menyelesaikan masalah itu. Ultimatum harga mati  agar asrama itu tidak di pindahkan menjadi bagian dari persyaratan utama yang harus dipertimbangkan oleh Gubernur jika ingin melakukan dialog dengan para mahasiswa itu.
                                                                            
Kompol.Jajan H.Basri
Sementara Jajan Hasan Basri, Kapolsek daerah Senen - Jakarta Pusat yang datang di lokasi kejadian saat itu,  ketika ditemui usai melakukan dialog dengan mahasiswa. Ia mengatakan,  persoalan ini adalah internal antara pemda Gorontalo dan mahasiswa serta masyarakatnya. Jadi, ia berharap pemda. Gorontalo agar segera menyelesaikan masalah ini untuk duduk dan dialog bersama  sesuai permintaan mahasiswa. Kehadiran kepolisian ditempat ini sekedar mengantisipasi apabila aksi akan menjadi anarkis. Sebab biasanya gerakan mahasiswa itu selalu mengatakan aksi damai, tetapi pada kenyataannya sering menjadi anarkis yang di manfaatkan oleh satu dua orang untuk memancing agar aksi menjadi anarkis. Apalagi wilayah ini lalu lintas kendaraan sangat ramai. Jadi, bisa saja para pengendara kendaraan atau masyarakat yang ingin menonton aksi ini akan berhenti akhirnya jalan menjadi macet. Tuturnya
                                                                                                                                                            
Ketika ditanya apakah saat ini  aksi tersebut  telah mengganggu lalu lintas? 

Kata dia, memang saat ini  belum mengganggu lalu lintas seperti menimbulkan kemacetan. Apalagi mereka melakukan aksi masih di dalam halaman mereka sendiri dan tidak berorasi, tetapi jika terlalu lama maka akan menjadi perhatian masyarakat, pengendara. Sehingga mereka akan memperlambat kendaraannya akibatnya akan macet. Tapi semoga cepat diselesaikan. Demikian kata Kapolsek
  
Suasana saat dialog Wenny Liputo dan mahasiswa
Masih ditempat yang sama, sepertinya aksi itu lansung mendapat respon dari Gubernur Gorontalo yang saat itu sedang berada di Jakarta. Hal itu terlihat ketika pukul 18.42. WIB ( malam aksi itu masih berlangsung) Weni Liputo.Assisten Gubernur Gorontalo bidang pelayanan publik dan reformasi birokrasi yang di dampingi Didi Baga berserta stafnya datang menemui mahasiswa dan  melakukan dialog. Meskipun hanya melalui batas pagar  Om Weni ( sapaan akrab mahasiswa )  diterima oleh perwakilan mahasiswa. dan setelah mendengar apa yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam dialog saat itu.  Ia (read Om Weni )  mengatakan  apapun permintaan mahasiswa akan disampaikan kepada Gubernur, dan insya Allah Gubernur akan siap berdialog dengan mahasiswa. Namun soal waktu dan tempat nanti akan ditentukan kemudian. Sebab Gubernur  telah memiliki agenda pertemuan dengan pak B.J Habibie. Jadi, waktunya tergantung  pertemuan itu. Tetapi, pesan Gubernur  kantor ini harus di buka saja. Agar pelayanan kantor  berjalan dengan baik.  Soal. mau ketemu Gubernur insya Allah dijamin akan diagendakan besok hari ( maksudnya Selasa tgl 07 ).kata Wenny.

Drs. Weni Liputo,MM.
Sementara menanggapi permintaan Weni Liputo, perwakilan mahasiswa itu mengatakan soal membuka pintu ini  kami akan rapatkan dulu, tetapi  Om Wenny  harus memberikan jaminan dan kepastian kapan dan jam berapa Gubernur akan melakukan dialog dengan kami, bila perlu pertemuannya di asrama dan kami siap menunggu Gubernur yang penting pasti. Tapi, jika setelah pagar ini dibuka dan ternyata tidak ada dialog dengan Gubernur, maka kami akan lakukan aksi lagi. Jangan hanya janji kepada kami. Namun,  Om Wenny sampaikan pesan kami kepada Gubernur bahwa kami tidak ingin asrama ini dipindahkan.  Demikian dialog mahasiswa dengan Wenny Liputo saat  itu.


Lalu. mengapa aksi itu bisa terjadi dan apa tindakan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, serta  bagaimana komentar masyarakat Gorontalo  di Jakarta, atas aksi itu, maka inilah rangkuman yang berhasil diliput tim Media Gorontalo, saat sebelum berlangsung hingga pasca aksi itu

Roem Kono, anggota DPR - RI  (wakil Dapil Gorontalo) ketika ditemui usai mengadakan acara buka puasa bersama dengan masyarakat Gorontalo di Aula Komplek DPR-RI Kalibata Jakarta Selatan, 04 Agusuts lalu ( 2 hari sebelum aksi itu berlangsung).

Ia  mengatakan telah mendengar rencana pemprov. Gorontalo yang akan membangun sebuah gedung pada salah satu lokasi di Jakarta. Tujuan pembangunan gedung itu, adalah  fasilitas bagi para pejabat        dari Gorontalo jika  datang ke Jakarta dalam rangka menjalankan tugas-tugas jabatan mereka. Sebab, jika melihat kondisi   saat ini, banyak pejabat dari Gorontalo yang ditugaskan ke Jakarta,  tapi mereka lebih banyak tinggal di hotel-hotel mewah. Maka, tentu para pejabat  itu  akan menjadi santapan dari para pemilik hotel mewah di Jakarta. Oleh sebab itu, pemprov. Gorontalo memiliki gagasan untuk membangun gedung  dengan model yang bagus.

Ia menambahkan, bangunan itu rencananya semacam “Penginapan” tapi bentuknya setara dengan hotel . Jadi, dari pada para pejabat itu mengeluarkan uang ke hotel-hotel di Jakarta, maka dengan adanya “Penginapan” itu, tentu mereka bisa tinggal disitu. Karena disamping biayanya tidak mahal, juga biaya pengeluaran hotel dari pejabat  akan masuk kembali ke kas Daerah.

Drs, Roem Kono
Lebih lanjut kata dia, Sementara mahasiswa di asrama juga akan menerima dampak positifnya. Sebab, dengan adanya pembangunan itu, maka asrama juga akan dibangun serta mahasiswa akan diberikan fasilitas tempat belajar yang lebih layak. Sebab mahasiswa ini sedang menuntut ilmu di tempatnya ibu kota negara. Sementara, kondisi asrama sepertinya tidak layak dihuni oleh mereka. Coba anda perhatikan! masa asrama mahasiswa kondisinya seperti itu.   AC (Air Condition) pun mereka tak punya, belum lagi tempat  olah raga, fasilitas dan sebagainya. Jadi, dengan adanya pembangunan itu, yaa. sekaligus mahasiswa diperlakukan menjadi  nyaman belajar. Biar segar terus pemikiran mereka.  Kata Rum panggilan dekatnya.

Masih dengan Rum. Jika “Penginapan” itu telah di bangun, maka pengelolaanya harus di serahkan pada pihak ketiga seperti BUMD atau pihak swasta yang mau mengelolanya. Biar jelas menejemennya. Kemudian, pengelola “Penginapan” itu, harus memberikan kontribusi yang jelas terhadap mahasiswa. Jangan menjadi terbalik mahasiswa yang memberikan kontribusi kepada pengelola.

Ketika disampaikan masalah ini bukan soal pembangunan lahan itu. Tetapi yang dimasalahkan oleh mahasiswa, adalah  rencana Pemprov. Gorontalo akan memindahkan asrama ke tempat lain?

Kata Rum, itu hanya masalah teknis saja, yang harus di bicarakan bersama antara mahasiswa dan pemda. Gorontalo. Tetapi, ia tidak setuju jika pembangunan  atau rencana pemindahan asrama hanya akan merugikan mahasiswa. Sebab, mahasiswa harus diperhatikan oleh pemda.Gorontalo. Mahasiswa itu  adalah aset daerah Gorontalo yang jika sudah selesai kuliah mereka akan kembali kedaerah  untuk membangun Gorontalo. Oleh karena itu, mahasiswa menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemda untuk membantunya.  Namun  menurutnya sebaiknya kedepan,  keberadaan mahasiswa penghuni di asrama tersebut, harus ditata ulang. yaitu, harus sesuai target berapa tahun mereka akan menyelesaikan studi meraka ketika akan tinggal di asrama. Sebab saat ini, menurut informasi bahwa mahasiswa yang tinggal di asrama itu sebagian besar adalah orang-orang yang sudah bisa hidup mandiri dan sudah berpenghasilan tetap seperti PNS. Bahkan saya dengar juga sudah menjadi pejabat negara masih tinggal disitu. Sementara disisi lain  masih banyak mahasiswa  Gorontalo yang kurang mampu dalam hal biaya tapi tinggal diluar asrama, ini kan tidak baik. Demikian Tuturnya.

Namun, sayangnya pemicu  terjadinya aksi  tersebut bukan soal kontroversial relokasi asrama, tetapi soal pernyataan oknum pejabat pemperov. di Jakarta

Irwan B.L, yang juga koordinator aksi tersebut, ketika ditemui di dalam asrama ditengah ia dan rekan-rekanya  sedang menyiapkan berbagai dokumen untuk persiapan pertemuan dengan Gurbernur Gorontalo.

Ketika ditanya sejak kapan aksi itu direncanakan?

Irwan B. Lolo
Ia mengatakan rencana aksi itu dilakukan ketika usai buka puasa bersama di  rumah salah warga Gorontalo di Jakarta. Pada saat berbuka puasa, tidak membicarakan rencana aksi tersebut. Tetapi, setelah buka puasa dan kembali keasrama,   tiba-tiba kami melihat ada rekaman wawancara kepala kantor perwakilan dengan salah satu media.  Dalam wawancara itu kami menilai pernyataan itu tidak pantas dilontarkan oleh seorang pejabat provinsi. Karena sepertinya pernyataan itu hanya mengukur kami dengan nilai uang 1 juta rupiah, maka tentu kami tidak menerima. Jadi, saat itu kami sepakat untuk bereaksi. Bukan cuma itu sebelumnya juga kami telah mendengar pernyataan yang bersifat provokatif dari beberapa pejabat provinsi yang mana asrama ini akan dipindahkan. Padahal belum ada keputusan Gubernur.

Ketika ditanya mengapa mereka memperjuangkan asrama ini agar tidak dipindahkan?

Sejak dulu semua mahasiswa Gorontalo yang pernah pernah tinggal disini mengatakan lahan ini diperuntukan untuk asrama mahasiswa Gorontalo. Bahkan masyarakat Gorontalo di Jakarta yang tahu sejarah tentang asrama ini pasti mengatakan hal sama. Jangan lupa, Gorontalo jadi provinsi di perjuangkan oleh mahasiswa dan elemen masyarakat Gorontalo juga melalui asrama. Juga, melalui asrama  ini banyak orang Gorontalo yang berhasil mendapat titel prof, doktor, dan lain-lain, tapi setelah berhasil dari asrama ini mereka pulang ke Gorontalo dan membangun Gorontalo. Jadi jangan seperti kacang lupa akan kulitnya. Dalam pengertian setelah menjadi provinsi main enak saja mau pindahkan asrama. Kalau provinsi sudah banyak uang yah beli tanah sendiri atau sewa gedung yang lebih baik ditempat yang lain. Jangan asrama dan mahasiswa di gusur dari tempat ini.

Ada Yang Berpendapat Asrama Saat Ini Sepertinya Tidak Jelas Statusnya. Karena Ada Yang Sudah Menjadi Pegawai Bahkan Pejabat Negara Masih Tinggal Di asrama, Benarkah Seperti itu?

Oh, itu perlu dibantah. sebab tempat ini statusnya adalah asrama mahasiswa HPMIG(Himpunan Pelajar Dan Mahasiswa Indonesia Gorontalo). Jadi, siapapun yang tinggal disini selama statusnya pelajar & mahasiwa berarti ia berhak tinggal disini. Juga, aturan main di asrama setiap 6 bulan atau persemester KHS (Kartu Hasil Study )  diperiksa oleh pengurus asrama.semester  dievaluasi KHS (Kartu Hasil Study) mereka. Jadi sekalipun orang itu sudah bekerja tetapi jika masih berstatus mahasiswa yang haknya sama dengan kita-kita disini.

Kembali ke soal pemindahan asrama. Apakah rencana pemindahan asrama sudah ada  sosialisasi dari pemda. Gorontalo dengan  mahasiswa di asrama?

Sudah, saat itu dari perwakilan pemprov. Gorontalo dan anggota DPRD provinsi telah  melakukan pertemuan dengan kami yang berlangsung di Aula kantor perwakilan. Tetapi saat itu belum ada keputusan. Bahkan ada beberapa kejanggalan yang kami temukan.  Soalnya, ada beberapa anggota DPRD yang hadir dalam peretemuan itu. masih mempertanyakan  rencana pembangunan kantor perwakilan ini diperuntukan  bangunan apa dan bagaimana status lahan yang rencananya sebagai pengganti asrama itu. Jadi, diantara  mereka  saja masih bertanya-tanya. Sementara disisi lain, suara-suara diluar sudah beredar bahwa kami di asrama sudah  akan digusur.

Jika, terjadi pengusuran itu,apa tindakan mahasiswa di asrama?

Oh, kami akan bereaksi. Dalam  aksi ini  kami sudah didukung oleh HPMIG , SSG, serta para alumni asrama dan masyarakat Gorontalo  yang paham dengan keberadaan asrama ini. Perlu saya sampaikan. bahwa kami telah mengsurvei lahan di Lenteng Agung yang rencananya akan di jadikan asrama tersebut. Dari survei itu. setelah dihitung-hitung akan lebih banyak pengeluaran. Karena, dari lokasi itu jika mau berangkat ke kampus pasti akan menggunakan ojek( moter sewa). Sebab dari lokasi tersebut menuju  jalan raya ada sekitar satu kilometer,  setelah itu harus naik angkot (Angkutan Kota) lagi baru tiba dikampus. Jadi bukannya penghematan tapi pemborosan.

Apa harapan dan persiapan anda beserta teman-teman menghadapi pertemuan dengan Gubernur? Lalu, apakah anda tidak sadar bahwa sedang berhadapan dengan sisitim pemerintahan?

Harapannya, jika Gubernur ingin membangun silahkan saja, yang penting asarama ini jangan dipindahkan. Bila perlu jadikan tempat ini musium sejarah HPMIG. Kemudian soal persiapan pertemuan dengan Gubernur, kami hanya akan menghadapi Gubernur dengan cara-cara intelektual. Karena, Gubernur mantan mahasiswa yang pernah merantau juga. Dokumen pun sudah kami siapkan. Demikian kata  Aan (panggilan dekatnya) mahasiswa fakultas tehnik

Suasana saat pertemuan Gubernur dan mahasiswa

Sementara menyikapi aksi mahasiswa itu , Gubenur Gorontalo Rusli Habibie , sehari pasca aksi tersebut tepatnya pada 07 Agusutus  pukul 21.00 WIB langsung mengagendakan pertemuan  dengan mahaisiswa yang berlansung di lantai 2 aula kantor perwakilan Jakarta.

Saat ditemui usai melakukan dialog dengan mahasiswa  dan ditanya apa hikmah dibalik aksi mahasiswa tersebut?

Rusli ( sapaan akbrabnya) mengatakan hikmah dibalik kejadian ini adalah Alhamdulilah   merupakan peringatan bagi kita semua terutama dirinya  sebagai Gubernur, dimana agar lebih memperhatikan anak-anak  asrama karena ia juga pernah jadi anak asrama . Ini bulan Ramadhan yang suci dimana kita diberi peringatan-peringatan termasuk dirinya melalui aksi ini. Tutur Gubernur Gorontalo

Kata dia, meskipun ia tidak setuju dengan cara mahasiswa yaitu harus menutup pintu pagar sehingga pelayanan di kantor perwakilan menjadi terganggu, namun menurutnya, mungkin jika  tidak ada aksi ini, maka ia tidak pernah tahu apa kemauan dari mahasiswa di asrama ini. Memang ada isu - isu yang berkembang , ada berita - berita yang tak menentu. Maka dengan berita itu mereka langsung  beraksi, tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu kepadanya. Padahal, sebagai Gubernur ia  yang sangat tranparan atau terbuka  kepada semua pihak terutama para mahasiswa.

Lebih lanjut kata dia, ini pertemuannya yang kedua kali dengan mahasiswa di asrama. Pertama, pada saat keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang memenangkan dirinya dalam perkara PILKADA Gubernur..Saat itu timbul idenya yang mana asrama ini harus di perbaiki . Hal ini langsung  disampaikan ke anak-anak mahasiswa di asrama.  Pertemuan kedua ( saat Ini)  harus ada asrama satu lagi di daerah Lenteng Agung Jakarta Selatan. Dalam pertemuan ini ia sudah menanyakan  kepada  mereka (mahasiswa) berapa penghuni  asrama saat ini, berapa yang kuliah di UI, atau  yang masih kuliah  dekat-dekat asrama.  Sehingga,  kalau masih banyak yang kuliah di UI  dan sekitarnya, maka saya akan bangun Asrama lagi di Lenteng Agung.Tuturnya

Sementara menanggapi pertanyaanwartawan soal program relokasi asrama?

Kata Gubernur. memang  pernah  timbul dalam pemikirannya, dan sudah di sampaikan ke DPRD Gorontalo, kemudian dibuatlah  anggaran. sehingga dengan rencana tersebut, maka sudah dilakukan pertemuan antara mahasiswa di asrama, HPMIG, dengan  pihak Kantor Perwakilan di Jakarta, yang mana tempat ini akan di bangun. Tetapi, bukan pembangunan untuk  hotel. Hanya, penginapan. Tujuannya untuk menampung PNS dari provinsi, kabupaten dan Kota yang uang gajinya pas-passan.   Maka, jika akan ke Jakarta bisa nginap di tempat ini  karena bayarannya murah . Dengan  asumsi asrama dan mahasiswa di pindahkan ke daerah Lenteng  Agung,  tapi setelah mendengar berbagai argumen yang dikemukakan oleh mahasiswa dan  masih masuk akal,  dan ternyata bahwa tidak semua mahasiswa kuliah di daerah Lenteng Agung . Jadi,  diurungkan rencana itu dan di putuskan tempat ini tetap  sebagai asrama. Disamping itu, rencananya disini akan dibangun tempat promosi budaya Gorontalo.

Akan di terapkan kriteria penghuni asrama

Ia menambahkan, maka kedepan kita akan perbaiki asrama termasuk  kriteria penghuninya. Insya Allah dalam waktu dekat  akan di perintahkan  bagian PU.di provinsi Gorontalo  akan cepat melakukan perbaikan asrama. Kriteria itu antara lain : penghuni asrama  di proritaskan bagi mereka yang  berkeinginan keras untuk sekolah,   tapi  tak memiliki kemampuan dalam hal biaya.  Karena banyak anak- anak mahasiswa yang berkemauan keras kuliah  sering terbentur pada biaya kos-kosan(sewa rumah) sehingga kuliah mereka terbengkalai. Tetapi, kriteria ini akan berlaku bukan cuma di Salemba  aja, tapi  pada semua asrama Gorontalo seperti di Manado, Jogyakarta, Bandung, Makassar, Bogor, dan Malang. Demikian kata Gubernur.

Mahkamah Jusuf
Sementara, Mahkamah Jusuf, salah satu koordinator aksi demo saat itu, saat  ditemui di asrama usai pertemuan dengan Gubernur bersama rombongan ia mengatakan, sangat mengapresiasi kebijakan Rusli Habibie sebagai Gubernur dan ternyata Rusli konsisten dengan upaya peningkatan pendidikan di daerah Gorontalo. Sebab, dari 4 program utama yang ia janjikan sebelum menjadi Gubenur salah satunya adalah program peningkatan sumber daya manusia khusunya masyarakat Gorontalo melalui pendidikan. Namun, kalau berbicara meningkatkan pendidikan sementara  mahasiswa dan asrama akan di gusur akan tidak logis. Tapi, Sudalah masalah ini sudah selesai. Kami tinggal menunggu tindak lanjut dari pertemuan. Insya Allah Gubernur akan konsisten dengan hasil kesepakatan bersama pada malam ini. Demikian Kata Kakam (panggilan akrabnya)  mahasiswa fakultas bisnis manajemen itu.


Rus
Masih di asrama, Rustam Husain, mahasiswa S3 di Universitas Jakarta, saat dimintai tanggapannya atas keputusan Gubernur yang tidak memindahkan asrama?

Ia,mengatakan saat ini kami memberi apresiasi kepada Gubernur karena telah mememberikan kebijakan yang baik. Namun, menurutnya hal ini tetap menjadi pembelajaran bagi oknum pejabat-pejabat di provinsi Gorontalo. Maksudnya, jangan cepat membuat pernyataan yang belum diputuskan oleh Gubernur. Tuturnya

Ketika disampaikan ia adalah mahasiswa senior yang tinggal di asrama, tapi mengapa tidak berupaya dialog sebelum melakukan aksi?

Kata dia, sebenarnya sudah ada pertemuan dengan pejabat pemprov. dan anggota DPRD dari Provinsi. Tapi, menunggu pertemuan selanjutnya. Namun, belum apa-apa para pejabat pemda.Gorontalo sudah bersuara yang provokatif. Mahasiswa itu kan, sangat sensitif dengan soal-soal seperti ini. Tapi, sudahlah semuanya sudah diselesaikan bersama Gubernur.

Saat ditanya, bagaimana jika kebijakan Gubernur saat ini, hanya menjadi kesenangan atau kemenangan sesaat bagi mahasiswa di asrama?

Kata dia, kami yakin bahwa Gubernur tidak akan merubah keputusannya. Apalagi Gubernur selalu perpegang pada nilai-nilai perintah agama. Jadi, kami optomis. Juga, pertemuan tadi direkam melalui video dan lain-lain oleh teman-teman mahasiswa. Maka, insya Allah kami yakin keputusan itu akan tetap berlaku.

Apakah sudah sepakat dengan kriteria yang akan diterapkan dikemudian hari?

Ya, kami  semua sudah sepakat 

Apa yang anda sampaikan kepada masyarakat dengan aksi ini.

Atas nama pribadi dan teman-teman mahasiswa diasrama Gorontalo Jakarta, kami memohon maaf apabila ada pihak-pihak yang merasa tersinggung ataupun  terganggu dengan aksi kami. Gerakan ini murni untuk kepentingan mahasiswa Gorontalo dimasa depan bukan untuk kepentingan kami.Demikian kata sosok yang bernama lengkap Rustam Husain, S.Ag.M.Pd.

Pemilik Lahan Minta Ganti Kerugian Senilai Miliyaran Rupiah

Namun, sekalipun Rusli Habibie Gubernur Gorontalo telah memberikan keputusan yang bijak atas keinginan mahasiswa dan seakan berhasil meredam kemarahan mahasiswa di asrama Gorontalo Jakarta, tapi sepertinya persoalan itu bukan berarti sudah selesai.  Sebab, berbagai komentar dan harapan masyarakat Gorontalo di Jakarta, seakan menginginkan agar aksi mahasiswa itu tidak terulang lagi. maka perlu ada penyelesaian yang tuntas.

Tidak hanya itu, saat ini di Jakarta sudah berhembus kabar di kalangan tokoh dan masyarakat tertentu, bahwa  lahan   yang sedang berdiri bangunan kantor perwakilan provinsi Gorontalo dan asrama tersebut, rencananya akan di gugat  oleh pemilik lahan sebelumnya. Dengan ganti rugi nilainya cukup fantastis yaitu  berkisar 5 - 7 miliyar rupiah.

Irsyad Sudiro, ketika ditemui dikediamannya kawasan depok dan dikonformasi soal dirinya yang dikabarkan sebagai pemegang kuasa penuh  dari pemilik lahan yang akan menggugat pemprov.Gorontalo dalam hal ganti rugi atas kepemilikan lahan yang telah berdiri kantor perwakilan dan asrama Gorontalo di Jalan Salemba Tengah Jakarta Pusat.  


Irsyad Sudiro
Dalam kesempatan itu ia, mengatakan bahwa memang ada persoalan yang  ingin diluruskan dengan pemda Gorontalo. Tapi, ia meminta  agar tidak menghembuskan kalimat atau kata “Mengguggat”. Sebab jika menggunakan kata  itu, berarti ia  akan berkonfrontasi dengan pemda Gorontalo. Perlu anda pahami, bahwa saya justru ingin memperkuat legitimasi atas pengalihan hak itu. Karena, saat ini masih ada kalimat-kalimat protes atas pengalihan lahan itu. Tetapi, tidak dalam hal konteks pihak – pihak . Artinya, Kita menjadi bagian satu pihak  dan tetap mencintai Gorontalo. Tuturnya.

Saat  ditanya, apakah benar bahwa ahli waris akan meminta ganti rugi senilai Rp. 5 hingga 7 milayar, kepada pemrov.Gorontalo,  atas  masalah lahan itu?

Kata dia,  meskipun masalah ini harus diselesaikan. Tetapi, ia berharap masalah ini hanyalah bagian kecil dari persoalan yang dihadapi oleh pemda.Gorontalo.  Masalah ini hanyalah teknis untuk mengkonsolidasikan aspek-aspek legalitas nya. Nilainya pun tidak segitu, hanya berkisar  Rp. 3.5 (Tiga Setengah ) miliyar rupiah. Hal ini pun sudah ia sampaikan kepada beberapa tokoh Gorontalo, agar diagendakan pertemuan dengan pemda.Gorontalo. Artinya kita duduk bersama mencari solusi. Tutur sosok yang bernama lengkap H.M.Irsyad Sudiro, M.Si.

Lebih lanjut kata dia. Jangan lupa bahwa dirinya adalah salah satu pemberi semangat dan pendukung masyarakat Gorontalo ketika sedang berjuang untuk menjadi daerah provinsi. Bahkan, keliling kota  Gorontalo pun sudah dirasakan. Jadi, akan lebih bijak jika anda bertanya bagaimana soal Gorontalo masa yang akan datang. Sebab, Saya sempat memimpikan, bahwa Gorontalo  itu akan menjadi kota ‘ Small But Beautiful’ ( kecil tetapi  indah), artinya sebuah provinsi yang kecil tetapi  akan  dibuat oleh masyarakatnya menjadi indah dan maju. Kalaupun pertumbuhannya tidak besar, tapi disitu  ada hal-hal yang indah memiliki khas secara structural, secara Geografis , secara berpolitik,secara historis dan bisa menjadi Hasanah yang membanggakan.

Masih dengan Irsyad. Masyarakat Gorontalo, banyak yang pintar, dan  hampir dipastikan  tidak ada yang selalu memperlihatkan kesombongan. Tetapi selalu berani tampil apa adanya dengan mempertahankan prestasi-prestasi serta semangatnya .

Saat ditanya benarkan setelah di tinggal Fadel, Gaung Gorontalo hilang?

Harus diakui bahwa setelah ditinggalkan oleh Fadel saat menjadi Gubernur maka Gaung Gorontalo sangat terasa menurun. Maka, inilah yang perlu dikejar kembali. Artinya   momentum dengan adanya pengalaman yang terdahulu,  yang dirintis Fadel melalui  pencanangan  khas daerah tersendiri dengan mengibarkan nama , bendera Gorontalo. Meskipun Fadel, menyadari bahwa konsep yang ditawarkan kepada masyarakat Gorontalo adalah sesuatu yang harus dipaksakan.Karena saat itu sebenarnya masyarakat Gorontalo belum siap dengan konsep Fadel.  Hal itu terlihat dari perkembangan dilapangan dimana masih banyak yang mempersalahkan fakta-fakta dilapangan yang timbul dipermukaan. Artinya, setelah ditelisik jejak-jejaknya masih banyak yang perlu diperbaiki .Demikian kata politisi DPP Golkar yang juga  mantan anggota DPR-RI periode 2004-2009, lalu.

Samce Abdullah
Sementara  tanggapan  masyarakat Gorontalo di Jakarta pun mulai bermunculan.antara lain Samce Abdullah,S.Sos.M.Si  begitulah nama lengkapnya yang juga mantan karyawati di kantor perwakilan Jakarta, ketika dimintai tanggapannya atas aksi itu.?

Ia mengatakan, aksi seperti ini bukan baru pertama kali terjadi. Sebab sebelumnya juga mahasiswa di asrama telah melakukan aksi demo, namun  kasusnya berbeda yaitu saat masalah  fasilitas internet dan sebagainya yang saat itu kepala perwakilan masih di jabat oleh pak Noto.

Kata dia, Fadel Mohammad  saat masih menjabat Gubernur Gorontalo  telah merencanakan akan memindahkan kantor perwakilan itu ke lokasi yang lain. Bahkan saat itu, melalui inspektorat Gorontalo.  kami telah diminta untuk mencari  lahan yang ada di sekitar kawasan Jakarta Pusat.  Hanya, mencari lahan di Jakarta tidak semudah itu. Namun, karena pak Fadel telah siap-siap  menjadi menteri maka, rencana itu tidak terlaksana.

Ia. menambahkan,  pertimbangan    pak  Fadel saat itu   lebih  memilih untuk memindahkan kantor  perwakilan dari tempat  itu, karena  setelah  mendengarkan berbagai saran dan masukkan dari para mahasiswa yang aktif baik  di dalam ataupun di luar asrama. Termasuk masukkan dari  para mantan penghuni asrama yang sebagian besar mengatakan bahwa tempat itu memiliki sejarah dengan mahasiswa Gorontalo di Jakarta. Makanya, pak Fadel mengambil keputusan yang mengatakan  lebih baik kantor  perwakilan yang mengalah atau di pindahkan agar karyawan disitu   bisa  bekerja dengan tenang. Bahkan waktu itu, asrama  juga sudah direncanakan akan di bangun  lebih baik lagi. Karena menurut  Fadel  bangunan itu tidak layak jika di katakan asrama mahasiswa. Tetapi dengan adanya aksi ini, ia berharap  ada solusi dan tidak berujung anarkis. Sebab, yang ia ketahui mahasiswa diasrama rata -rata mereka  mau diajak  berdialog mencari solusi. Demikian Tutur Samce.

Budi Badjeber
Di tempat berbeda, Budi Badjeber. mantan ketua HPMIG Tahun 1968, menurutnya lahan itu hasil  rampasan pada zaman PKI.  kemudian dikuasi oleh KODAM, kemudian oleh KODAM  di percayakan kepada seseorang. Pada zaman itu tahun 1968, organisasi masyarakat Gorontalo di Jakarta yaitu  KKIG ( Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo) menyewa ( ngontrak) tempat itu, dan kami sebagai mahasiswa Gorontalo di berikan ruangan oleh KKIG berkantor.  tidur dan berlajar di situ. Jadi, kantor sekretariat HPMIG  disitu. Kemudian pada suatu waktu, KKIG tidak ingin memperjanjang lagi masa kontrak di situ. Karena  sipemegang kuasa yang dipercayakan oleh KODAM saat itu, sudah  mulai menyalah gunakan kewenangannya  disitu.Tuturnya.

Mahasiswa HPMIG, Menemui H.V.Worang, Gubernur SULUT( Sulawesi Utara)

Ia, menambahkan kemudian kami mahasiswa menjadi berfikir, jika KKIG tidak akan memperpanjang lagi masa sewa di tempat itu, berarti kami mahasiswa HPMIG tidak akan memiliki kantor sekretariat lagi. Tetapi, beberapa hari kemudian, setelah kami telusuri ternyata bahwa ada aturan yang mengatakan semua lahan yang di kuasai oleh KODAM tidak bisa di sewakan. Akhirnya kami mahasiswa  berupaya berjuang keras mencari informasi dan masukkan dari berbgai pihak. Hingga saat itu kami  menemui Gubernur SULUT ( Sulawesi Utara) yang saat itu di jabat oleh H.V. Worang. Karena saat itu Gorontalo masih bagian dari SULUT.  Kemudian H.V.Worang minta agar kami mahasiswa membuat surat pernyataan atau permohonan yang mana benar  ingin menempati  lokasi itu. Meskipun yang memperjuangkan lokasi itu hanyalah mahasiswa HPMIG, tetapi dalam kalimat surat itu atas nama mahasiswa se Sulawesi Utara, yang dikirim ke KODAM. Akhirnya dapat persetujuan. Tetapi, karena mahasiswa dari Manado, Kotamobagu dan lain-lain tidak mau tinggal disitu, maka lokasi itu diserahkan ke mahasiswa Gorontalo.  dan itu diketahui oleh H.V. Worang bahkan beliau meminta agar kami mahasiswa Gorontalo bisa menempati tempat itu. Tuturnya.

Ketika ditanya bagaimana dengan adanya aksi ini.?

sebaiknya ada solusi untuk jangka panjang. Meskipun pemda. memiliki uang, Tapi, hargailah sejarah. Sebab, biar bagaimana pun HPMIG punya sejarah dalam memperjuangkan tempat itu. Demikian katanya.

H.Jamien Tahir
Sementara di tempat berbeda, Jamin Tahir, saat dimintai tanggapannya tentang aksi mahasiswa tersebut. Ia mengatakan memang pada saat itu pernah mendengar yang mana KKIG memfasilitasi HPMG untuk menempati kantor KKIG pada era itu. Tetapi, ia tidak mengikuti terus perkembangan sejarahnya. Namun, saat ini jika pemda. Gorontalo telah memberikan solusi dan sudah ada kesepakatan dengan mahasiswa maka itulah jalan yang terbaik. Meskipun ia harus kecewa dengan aksi itu. Sebab kultur kita orang Gorontalo tidak selamanya harus bergerak dengan aksi. artinya kita ada “Moheluma dan Mohuyula,  itulah cara yang terpuji. Karena masih ada ruang-ruang untuk duduk bersama dan berdialog. Faktanya, dengan duduk dan berdialog bersama, kan menemukan solusi. Tuturnya.

Kata dia, tetapi kesepakatan yang ditemukan saat ini, harus ditindak lanjuti dengan membuat sebuah aturan bersama yang disepakati oleh mahasiswa dan pemda. Gorontalo. Bila perlu buatkan kesepakatan yang bersifat pemanen, supaya aksi ini tidak akan terulang lagi. Artinya mahasiswa memiliki pegangan yang kuat, begitu juga dengan pemda.Jika sudah berpegang pada kesepakatan itu, kan masing-masing mentaati aturan itu. Karena zaman itu selalu berubah.

Ketika dimintai tanggapannya bahwa lahan tersebut, akan di gugat kembali oleh pemilik lahan.?

Yaa, kita harus lihat si penggugat itu punya bukti apa. Kemudian apakah lahan itu, sudah bersertifikat atas nama pemda. Gorontalo. Kan, pegangan kita dokumen itu. Jika, terjadi gugatan dan sipenggugat menang dan meminta kerugian yang di tuntut, maka tinggal di hitung berapa nilai lahan itu. Kalau tuntutan lebih tinggi dari nilai lahan. Maka untuk apa? Kata Jamin(sapaan dekatnya)


Hamzah Isa
Hamzah Isa, Menurutnta, meskipun Gubernur sudah menghargai keinginan mahasiswa di asrama, namun sebaiknya Gubernur Gorontalo tetap memikirkan untuk jangka panjang.  Sebab, kasus ini bukan baru kali ini terjadi, dan bisa saja kasus ini akan terjadi pada waktu yang akan datang.

Kata dia, karena setiap pemimpin pasti berbeda kebijakannya. Baginya, akan lebih bijak jika kegiatan  pelayanan kantor perwakilan Gorontalo di Jakarta tidak  disitu  lagi. Jadi, ikhlaskan saja tempat itu untuk asrama mahasiswa.

Kata dia, semua orang Gorontalo di Jakarta mengetahui bahwa tempat itu adalah asrama untuk kegiatan mahasiswa HPMIG. Sejarah nya pun mahasiswa yang berjuang untuk menempati lokasi itu. Tuturnya

Kata dia, Didi Baga ( Kepala perwakilan) juga tahu persis cerita asrama itu. Jadi, Kalau Gubernur membuat kebijakan dengan memindahkan pelayanan kantor perwakilan disitu, maka masa yang akan datang orang akan mengingat bahwa Gubernur saat ini telah menyelesaikan persoalan itu. Tetapi, kalau hanya di redam seperti itu, berarti sewaktu- waktu bisa saja akan meledak kembali. Pemprov. kan punya anggararan,  bicarakan dengan DPRD. Sebab, kalau Gubernur membuat  program untuk kepentingan yang positif pasti masyarakat Gorontalo akan  memahaminya. Demikian kata Hamzah.

Didi Baga
Sebelumnya  ketika aksi itu berlangsung  Didi Baga, kepala kantor perwakilan provinsi Jakarta telah meminta maaf. Menurutnya, dalam pemahamannya  pernyataan yang disampaikan tersebut justru ia membela mahasiswa.  Tetapi,   jika dipersepsikan berbeda,  maka saya minta maaf.  Meski menurutnya, sebenarnya inti masalah tersebut bukan pada soal pernyataan itu. Tetapi, pernyataannya tersebut hanyalah momen dari akumulasi sebuah kekecewaan mahasiswa. Menurutnya,  bahwa ada persoalan lain yang harus cepat di selesaikan yaitu sebuah kebijakan daerah terhadap status kehadiran asrama mahasiswa di tempat itu.Tutur Abdul Kadir Didi Baga, SH.MH nama lengkapnya ( 004/MG/Ibrahim )





Tidak ada komentar: