MG JAKARTA, Pengurus organisasi masyarakat
Gorontalo di Jakarta yaitu LAMAHU ( Huyula Heluma Lo Hulondalo ) untuk
masa bakti 2020 – 2025, kembali menyelenggarakan agenda sosial rutinitas tahunan
mereka yaitu mengumpulkan, menyediakan dan membagikan paket YIMELU kepada
sebagian masyarakat Gorontalo yang ada disekitar wilayah JABODETABEK.
Jika tahun-tahun sebelumnya kegiatan penyerahan paket YIMELU
selalu di laksanakat di Masjid Komplek
Panasonic Gobel Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, maka menjelang puasa bulan
Ramadhan 1442 H tahun ini, seakan
mencoba suasana baru tempat pelaksanaanya mereka memilih lokasi kawasan Patra
Kuningan tepatnya di Masjid Darussalam Jalan Taman Patra XV Kuningan Timur -
Jakarta Selatan, pada 09/04/2021
Acara yang dilaksanakan usai Sholat Jum’at tepatnya pukul
14.30 WIB itu dimulai dengan pembacaan Yassin, doa dan sholat Asar bersama yang
dilanjutkan dengan berbagai acara inti yaitu sambutan dan penyerahan paket
YIMELU secara simbolis kepada para penerima dan melalui ketua/ mewakili
pilar-pilar LAMAHU yang selanjutnya akan diserahkan kepada masyarakat Gorontalo
yang berhak menerima YIMELU dilingkungan masing-masing pilar LAMAHU
Hadir dalam kegiatan itu selain ketua umum Fadel Muhammad
didampingi Hana Hasanah FM (isterinya) juga terlihat sebagian besar jajaran
pengurus eksekutif mulai dari Sekjed. LAMAHU, para ketua/ wakil ketua bidang dan
perangkat organisasi LAMAHU di bidangnya masing-masing seperti perwakilan
pengurus Bandayo, Sara’a serta para ketua atau yang mewakili pilar-pilar LAMAHU
se JABODETABEK.
Hamzah Isa sedang memberikan pengantar soal YIMELU |
Menurut Hamzah, YIMELU merupakan tradisi kegiatan sosial yang
sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Gorontalo.
Kata “ YIMELU” adalah bahasa Gorontalo yang jika diartikan
dalam bahasa Indonesia yaitu SAPA”. Dalam dialek orang Gorontalo sering kita
dengar di setiap kata kadang mereka menambahkan dengan awalan kata “MO” jadi
kalau digabungkan maka menjadi “ MO YIMELU atau MO HIMELU yang artinya “MENYAPA”
orang. Dalam artian menyapa orang
seperti keluarga dekat, tetangga, kerabat kerja atau masyakat pada umumnya.
YIMELU dalam konteks menghadapi puasa di bulan Ramadhan, adalah tradisi yang dilakukan oleh leluhur
masyarakat Gorontalo yang tingkat kehidupannya sudah mapan atau memiliki taraf kelebihan ekonominya.
Para leluhur Gorontalo pada zaman itu, ketika akan memasuki
bulan puasa, maka yang merasa memiliki kelebihan taraf hidup secara
finansialnya, mereka mendatangi atau MO YIMELU atau MO HIMELU ( Menyapa )
orang-orang di Gorontalo mulai dari lingkungan terkecil seperti orang tua/saudara
kandung atau keluarga terdekat mereka, tetangga dan kerabatnya atau kaum duafa
yang dianggap tingkat kehidupan ekonominya tidak mampu atau masih memikirkan apa
yang akan mereka santap saat menghadapi SAHUR puasa.
Maka para “ leluhur” kita di Gorontalo pada zaman itu
mendatangi, menyapa meraka dengan membawa bekal kebutuhan untuk persiapan mereka.
Tujuannya agar paling tidak, agar saat menghadapi puasa terutama
pada malam Sahur pertama hingga buka puasa
di hari pertama, ke dua dan ke tiga, mereka ini tidak lagi memikirkan kebutuhan
dapurnya. Jadi, mereka tinggal konsentrasi datang ke masjid untuk Sholat tarwih
malam pertama secara berjamaah dan menyambut ramadhan dengan suasana yang gembira.
Jadi, yang di fikirkan oleh “leluhur” kita pada saat itu,
supaya semua orang Gorontalo baik yang kaya atau miskin dapat Sahur
bersama-sama dan menjalankan ibadah puasa dengan baik di rumahnya
masing-masing.
Hamzah menambahkan, sebenarnya saat menghadapi puasa di bulan
Ramadhan ada 2 hal kegiatan dan kebiasaan masyarakat Gorontalo serta pada
umumnya masyrakat muslim di mana saja dia berada. Yaitu pada malam pertama
mereka akan sholat tarwih dan makan sahur bersama keluarga di malam pertama dan
menjelang akhir Ramadan masyarakat di Gorontalo ada yang namanya malam TIMBILO
TOHE ( Malam Pasang Lampu )
Kegiatan masyarakat Gorontalo ada yang disebut” MO BONGU MO
SUHURU”, artinya “ Mau bangun makan sahur”. Tapi jika akan bangun sahur dan
tidak ada yang akan disantap tentu menjadi suatu keprihatinan juga. Sehingga
tradisi Yimelu ini diadakan oleh masyarakat Gorontalo turun- temurun setiap
tahun saat menghadapi bulan puasa hingga saat ini.
Akhir-akhir ini banyak beredar di media sosial yang keliru
menafsirkan arti atau makna dari YIMELU yang mereka tafsirkan hanya menurut
versi atau cara komunikasi mereka. Tapi, sudahlah hal itu nanti akan dibahas
dalam konteks acara yang lain.
Mengakhiri pengantarnya ia berpesan. Salah program kerja pengurus
LAMAHU periode ini adalah ikut melestarikan kebudayaan dan tradisi daerah
Gorontalo. Oleh sebab itu, LAMAHU menyelenggarakan kegiatan YIMELU selain
merealisasikan program kerja tersebut juga secara tidak langsung akan menyapa
masyarakat Gorontalo di JABODETABEK agar dapat bergembira menyambut puasa di
bulan Ramdhan tahun ini. Jadi itulah intisari dari pelaksanaan YIMELU ini. Dimikian
kata Hamzah
H. Abubakar Pou sedang menyampaikan laporannya |
Tiga tahun lalu,paket YIMELU LAMAHU hanya berkisar 1200 paket dan 2 tahun belakangan ini karena
suasana PANDEMI COVID.19 makin lama makin turun. Bahkan tahun lalu LAMAHU tidak
mengadakan YIMELU karena sesuatu dan lain hal.
Ia meminta maaf kepada masyarakat Gorontalo se JABODETABEK yang
dua tahun lalu tidak bisa mendapatkan atau menikmati rejeki YIMELU dari LAMAHU karena
harus di kurangi jumlah penerimanya akibat jumlah yang diterima panitia tidak
sesuai target pada saat itu. Tapi. tahun ini insya Allah semua masyarakat
Gorontalo yang telah terdaftar dan pantas menerima paket YIMELU ini akan
menerima semuanya.
Abubakar menambahkan. Target panitia pengadaan YIMELU LAMAHU
tahun ini rencananya berjumlah jumlah 1500 hingga 2000 paket. Yang terkumpul jumlahnya
sudah mencapai 1.655 paket. Masyarakat Gorontalo yang terdaftar sebagai calon
penerima paket berjumlah 1.708 KK. Hanya selisi beberapa paket yang insya Allah
bisa diatasi oleh panitia tanpa mengurangi, mencoret sebagian calon penerima
paket sesuai kekurangannya. Tetapi sesuai informasi terakhir kepada kami, jumlah
kekurangan paket YIMELU yang diterima sudah mencukupi hingga 1800 paket. Jadi, semua
masyarakat Gorontalo yang namanya sudah terdaftar akan mendapatkan YIMELU ini.
Ujarnya
Suasana Fadel Muhammad sedang Memberikan sambutan |
Wakil ketua MPR-RI itu menambahkan YIMELU merupakan tradisi
masyarakat Gorontalo yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Saat masih
menjabat gubernur provinsi Gorontalo, ia juga melaksanakan kegiatan YIMELU dan
jumlah lebih banyak dari pada yang ada di LAMAHU saat ini.
Kalau masih menjabat sebagai gubernur lebih gampang
mengaturnya. Karena para kontraktor di Gorontalo banyak yang memberikan bantuan sehingga
alhamdulillah bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat yang pantas menerima
bantuan tersebut.
Fadel menyampaikan, ia dan beberapa Pengurus LAMAHU baru
pulang dari Gorontalo karena menyerahkan paket sembako sumbangan dan bantuan
dari PINDAD kepada beberapa rumah sakit di daerah Gorontalo. Dengan mengajak dari
pihak Dirjen. KEMENKES RI. Seharusnya Dirjen. KEMNKES RI yang di undang, hanya
karena Dirjennya masih menjabat Dirjend.Plt, maka yang diutus adalah dr. Budi
Hidayat sekretaris Dirjen. Kementrian Kesehatan.
Acarannya dibuat di RS. Aloe Saboe. Karena ada sedikit
masalah dengan pelayanan kesehatan di daerah Gorontalo maka kita mengumpulkan
kepala - kepala rumah sakit di Gorontalo sekaligus menata sistim pelayanan kesehatan
di Gorontalo. Alhamdulillah LAMAHU mendapat respon dari masyarakat Gorontalo.
Tetapi kita semua tetap bekerja keras membantu pemerintah dan masyrakat
Gorontalo.
Selain itu, sedianya LAMAHU akan menyelenggarakan kegiatan
pasar murah baik di Jakarta dan di Gorontalo. Sudah melakukan komunikasi dengan beberapa
pejabat di daerah Gorontalo. Hanya di larang, karena masih suasana pandemi
COVID. 19 di khawatirkan akan terjadi pengumpulan massa, Insya Allah nanti kita
cari waktu baik.
Terkait dengan makna puasa mantan gubernur provinsi Gorontalo
itu menyampaikan pesan Rasulullah Muhammad SAW. yang menjadi pegangan
turun-temurun untuk kita semua Yaitu “ Barang siapa yang melaksanakan Ramadhan dan
mengikuti tuntunannya selama 29-30 hari, maka insya Allah orang tersebut akan
lahir laksana bayi dari kandungan ibunya seperti selembar kertas yang putih atau
bersih dari pada segala dosa-dosa yang ada.
Ramadhan adalah bulan suci karena Ramadhan miliknya Allah
SWT. Jadi, insya Allah kita melaksanakan Ramadhan dengan tuntunannya, maka insya
Allah kita akan mendapatkan seperti yang di janjikan Allah SWT. seperti kapas. Demikian
Kata Prof.DR. H.Fadel Muhammad Alhadar nama lengkapnya.
Jika kita mengutip apa yang disampaikan Fadel tentang
kegiatan LAMAHU diatas, dan ketika LAMAHU mulai menyentuh masyarakat dan membantu
pemerintah di Gorontalo, maka sepertinya harapan LAMAHU dan tidak lagi
melakukan kegiatan yang sifatnya seremonial belaka. LAMAHU memiliki pilar-pilar
yang bisa saja dapat melakukan berbagai
kegiatan yang sifatnya hanya seremonial. ( Berita & gambar by Ibrahim )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar