Media
Gorontalo,Setelah dilakukan pelantikan dan namanya tercantum sebagai
ketua BURT & LENSA (Bidang Urusan
Rumah Tangga dan Lembaga Sosial dan Agama) di pengurus baru LAMAHU untuk
periode 2015-2020 mendatang, maka Betsy Bauty mulai melakukan aksi kerjanya
dengan mengatasnamakan program perdana BURT & LENSA pengurus baru LAMAHU.
Seakan memanfaatkan momentum dan memahami kebutuhan anak yatim piatu, masyarakat
Gorontalo di Jakarta dan sekitarnya yang akan menghadapi Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Mulai dari daerah Tanjung Priuk, Bekasi dan Mekarsari Depok, secara bergilir ia
datangi kantong- kantong masyarakat Gorontalo melalui koodinator wilayah yang telah
ditunjuk untuk menyerahkan bantuan dari para tokoh Gorontalo yang sukses di
Jakarta atas nama pengurus LAMAHU.
Kediaman Syarifudin Igirisa, di Tanjung Priuk |
Mengawali
perjalannnya tanggal 13 Juli 2015 lalu, Betsy dan Syaipul Jibran (bidang BURT
& Sosial) serta tim media Gorontalo yang diajak di kegiatan itu, dari
kantor perwakilan provinsi Gorontalo di daerah Rawamangun Jakarta Pusat, kami meluncur
dengan menggunakan sebuah taksi menuju wilayah Tanjung Priuk dengan sarasan yang dituju kediaman Syarifudin
Igirisa ketua pilar Jakarta Utara. Setelah tiba di lokasi tepatnya di Jalan
Walang Baru VII A No. 7E Plumpang,
Semper Jakarta Utara. Ditempat ini sebagian calon yang akan menerima bantuan sudah
berkumpul sementara Usman Bauta sosok yang dipercaya menjadi koordinator kegiatan
itu, telah siap dengan daftar nama – nama calon yang akan menerima batuan
tersebut.
Betsy (kanan), Ipul Jibran, Usman Bauta saat berdialog |
Betsy
pun langsung memulai tugasnya dengan mengecek daftar nama yang disodorkan oleh
Usman Bauta. Sementara Ipul Jibran dibantu oleh salah seorang calon penerima
bantuan ditempat itu sibuk menyiapkan bantuan berjumlah sekitar 60 (enam puluh)
yang telah dikemas dalam sebuah kantong berwana jihau tersebut dengan membagi 2(dua)
tempat yaitu khusus untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. Satu demi satu
nama-nama yang menerima bantuan mulai diabsen oleh Betsy di dampingi Usman
Bauta.
Suasana saat sedang mengabsen calon penerima bantuan |
Namun
tehnik dan cara pembagian bantuan itu berbeda jika dibanding dengan tahun-tahun
sebelumnya. Sebab, untuk tahun ini Betsy membuat sejumlah persyaratan antara lain calon
yang akan menerima bantuan, orangnya harus
terdaftar sesuai dengan data yang diberikan
oleh kordinator wilayah yang ditugaskan. Bahkan untuk mengambil bantuan
tersebut, calon penerima bantuan orangnya harus hadir mengambil sendiri barangnya alias tidak bisa diwakilkan kepada
orang lain. Juga, dalam satu kepala keluarga (satu rumah) hanya hanya 1(
satu) orang yang berhak menerima bantuan.
Tak hanya itu, meskipun namanya telah terdaftar tetapi jika orang tersebut tidak datang mengambil bantuan tersebut, maka bantuan itu akan di bawa pulang kembali. Selain itu, jika namanya terdaftar, namun orang tersebut masuk dalam kepengurusan LAMAHU, maka orang tersebut tidak diberikan atau ganti dengan nama yang lain. Dengan adanya persyaratan ini, nampaknya membuat Usman Bauta harus sibuk menghubungi lewat telpon selulernya para calon pengambil bantuan yang telah didaftarkan agar supaya segera datang mengambil sendiri bantuan untuk mereka. Sebab, lewat telpon itu Usman Bauta menyampaikan bantuan tidak bisa diwakilkan kepada orang lain dan harus orangnya sendiri yang mengambil bantuan tersebut. Satu persatupun calon penerima bantuan mulai berdatangan di lokasi itu.
Betsy Bauty duduk di tengah-tengan penerima bnatuan |
Sambil
mengabsen nama para calon penerima bantuan, Betsy perintahkan bantuan agar
dibagikan pada nama yang telah di panggil. Sepertinya agenda itu berjalan sesuai
harapan, karena yang hadir semua bermarga asal daerah Gorontalo.
Ipul Jibran dan Usman Bauta sedang menyerahkan bantuan |
Tak
hanya warga Gorontalo, para Gepeng (
Gelendangan dan Pengemis ) yang bukan orang Gorontalo ketika mampir saat sedang
dilakukan pembagian bantuan itu juga diberikan bantuan tersebut Oleh Betsy. Bauty
Usai penyerahan bantuan itu Syarifudin Igirisa yang juga sebagai salah satu pembina (Bandhayo) dikepengurusan LAMAHU yang baru, didaulat untuk memberikan sambutan mewakili pengurus LAMAHU yang baru saja dilantik.
Usai penyerahan bantuan itu Syarifudin Igirisa yang juga sebagai salah satu pembina (Bandhayo) dikepengurusan LAMAHU yang baru, didaulat untuk memberikan sambutan mewakili pengurus LAMAHU yang baru saja dilantik.
Dalam sambutannya Syarifudin, menyampaikan sebagai tuan rumah mengucapkan terima kasih karena sudah datang dikediamannya dalam rangka penyerahan bantuan ala kadarnya dari pengurus LAMAHU yang baru terpilih dan dilantik. Namun, perlu ditegaskan bahwa kehadiran anda ditempat ini bukan karena status derajat anda sebagai orang miskin. Jadi, jangan sampai ada yang salah mengartikan. Sekali lagi, bukan itu tujuan anda kesini.Tidak ada maksud dan niat sedikitpun dari kami untuk membedakan status kehidupan sosial anda. Sebab, dihadapan Allah SWT kita semua sama derajatnya. Rejeki kita pada dasarnya semuanya sudah diatur masing-masing oleh Allah SWT. Tetapi anda diundang ditempat ini, tujuannya untuk mengambil hak anda yang diberikan atau diamanahkan oleh pengurus LAMAHU yang baru.
Suasana saat Syarifudin sedang memberikan sambutan |
Ia menambahkan,
kepada semua penerima bantuan agar setelah menerima bantuan ini tetap memiliki
rasa tanggung jawab. Artinya sebaiknya jangan hanya menjadi penerima terus,
usahakan tetap berupaya akan menjadi orang yang sukses dan mampu memberi sedikit
rejeki kepada orang lain seperti yang dilakukan oleh orang yang telah memberikan
bantuan hari ini. Kalau saat ini anda sebagai orang tua kebetulan belum bisa atau mampu
memberi bantuan, maka usahakan putra-putri anda tetap bersekolah dan menjadi
orang pintar, sukses agar menjadi
pemimpin – pemimpin bangsa dan LAMAHU masa yang akan datang. Khususnya bagi
anak yatim piatu, usahakan belajar dengan giat agar menjadi anak pintar dan
berperestasi disekolah. Insya Allah, kedepan di LAMAHU akan ada program
pendidikan bea siswa bagi anak yang tidak mampu. Oleh sebab itu, mulai saat ini
berusahalah agar menjadi putra-putri yang cerdas. Siapa tahu dapat fasilitas
dari LAMAHU. Kata Syarifudin sambil disambut kata Amin dari semua yang hadir.
Suasana sedang berdoa |
Diakhir
sambutannya, ia mengatakan setelah memberikan bantuan ditempat ini, pengurus LAMAHU
juga akan menyerahkan bantuan pada saudara kita sebagaian masyarakat Gorontalo
yang berada di Bekasi dan Depok. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa sejenak sambil
membaca surrah Al-Fatihah untuk bermohon kepada Allah SWT, agar kita semua yang
ada ditempat ini, para pemberi bantuan ini,tokoh-tokoh dan seluruh pengurus
LAMAHU, selalu diberikan oleh Allah SWT, umur yang panjang, kesehatan, rejeki
yang berlimpah, sukses dan selalu diberikan pentunjuk dalam melaksanakan tugas
mereka serta rahmat dan hidayahNYA untuk keluarga semua mereka dirumah. Demikian
do’a Syarifudin Igisira sambil disambut kata Amin dari semua yang hadir
Suasana Foto bersama usai penyerahan bantuan |
Namun
sangat ironis, disaat tim sudah bersiap-siap meninggalkan lokasi dan meskipun sebelumnya
kegiatan ini berjalan lancar tetapi sepertinya menjadi tergores ketika ada sekelompok
masyarakat Gorontalo berkisar 5 ( lima ) orang tiba-tiba datang. Yah. dalam tanda kutip mungkin kita bisa sebut mereka adalah “Militansi”
organisasi Gorontalo di Jakarta. Sebab, setiap diundang pada kegiatan LAMAHU,
KKIG, IKASMANSA, Ikatan Alumni SMEP/SMEA/SMK Se JABODETABEK di Jakarta, wajah
mereka pasti nampak hadir apapun status kehadiran mereka. Namun untuk kegiatan ini, mungkin
karena mereka merasa selalu aktif disetiap kegiatan LAMAHU dan merasa pantas
untuk menerima bantuan tersebut. Ketika mendengar ada bantuan dari pengurus
LAMAHU yang baru, mereka pun bergegas datang di tempat itu. Apalagi entah melihat
masih ada sisa bantuan yang belum terbagi, maka upaya mereka untuk mendapatkan
bantuan itu dilakukan. Tetapi, karena nama mereka tidak terdaftar dikegiatan
ini, terpaksa mereka harus kecewa. Pada jam itu, Syarifudin Igirisa memang tak
ada ditempat, sebab sedang melaksanakan sholat Isya dan Tarwih. Maka, mereka
memilih istri Syarifudin agar memperhatikan juga hak mereka. Isteri Syarifudin
coba bernegosiasi dengan Betsy, Namun, Istri Syarifudin pun tak mampu menggoyahkan
keputusan Betsy Bauty. Menurut Betsy, nama
mereka tidak terdaftar sebagai penerima bantuan jadi jangan, salahkan saya.
Tanyakanlah kepada Usman Bauta, karena hanya nama yang tedaftar dapat menerima
bantuan. Bantuan yang masih tersisa tinggal jatah orang lain yang di Bekasi dan
Depok.Ujar Betsy saat itu
Mendengar
kalimat itu, sontak ucapan bernada kesalpun mulai terucap dari sebut saja ibu XX.
Dalam ucapan mereka mengatakan kalau urusan demo dan rapat kami selalu
diundang. Tapi kalau urusan ada bantuan seperti ini kami tidak didaftarkan dan
dinomor belakangkan. Mengapa harus ada pilih kasih atau dibedakan? Keluhan ibu
XX tersebut.
Kami memberikan
pertanyaan kepada mereka yaitu mungkin anda belum terdaftar di Pilar Jakarta
Utara?
Sambil
menunjuk istri Syarifudin Igirisa Ibu X tersebut, mengatakan itu isteri ketua
Pilar dan sudah bertahun-tahun nama kami terdaftar disini .
Kami pun mencoba lagi menenangkan
dengan kalimat, sudahlah anggap saja tahun ini bukan rejeki kalian jadi sabar
saja! Insya Allah besok atau lusa akan ada bantuan dari kelompok lain.
Mereka
pun hanya menjawab, ini bukan soal rejeki atau bukan. Yang perlu ditanyakan
mengapa harus dibedakan mana yang dapat atau yang tidak. Jangan pilih-pilih
orang dongk. Demikian kaluhan ibu XX tersebut.
Usman Bauta |
Suasana Saat Ipul Jibran dan Robby Pakaya menyiapkan bantuan |
Usai
di Tanjung Priuk, lain pula di Bekasi, tepatnya tanggal 15 Juli 2015 kami
meluncur menggunakan mobil Rental (sewaan) milik Robby Pakaya. Sasaran yang
dituju adalah Taman Wisma Asri Blok E Jalan Nanggka 3 Bekasi Barat, kediaman
Thamrin Umar ketua pilar HELUMALO yang juga mantan ketua Bidang Agama &
Sosial pengurus LAMAHU 2007-2012 lalu. Di tempat ini menurut agenda bantuan itu
telah disiapkan untuk dibagikan kepada 2(dua) kelompok Pilar yaitu Pilar
Helumalo dan Pilar Mohumoto dari Babelan Bekasi. Para calon penerima bantuan
itu belum ada yang berkumpul. Tahmrin Umar pun karena sedang sakit perlu
istirahat sehingga tidak kelihatan. Namun, isteri Thamrin Umar bersama putrinya
Dewi Umar sepertinya sudah menanti kehadiran Betsy Bauty bersama timnya. Sambil
menunggu kehadiran para calon penerima bantuan, satu demi satu bantuan yang akan diberikan diturunkan
dari mobil sambil dikemas dan disiapkan sambil dibantu oleh Dewi ( Putri
Thamrin Umar). Hanya berkisar sekitar 15 menit para calon penerima bantuan satu
demi satu mulai berdatangan.
Dewi Thamrin Umuar seat membantu menyiapkan bantuan |
Betsypun
mulai menerapkan aturan main atau persyaratan seperti yang berlaku di Tanjung
Priuk . Mulai dari mengecek daftar nama, mengabsen, bahkan harus kumpul semua
dulu para calon penerima bantuan setelah itu bantuan akan diserahkan. Mendengar
aturan ini, Dewi ( putri Thamrin Umar) mulai berubah ronah wajahnya. Kalimat bernada
kesalpun dan sontak mulai keluar dari ucapannya. Menurut Dewi, harusnya Ibu Betsy tinggalkan aja
barangnya. Masa kami tidak dipercaya. Ini rumah pak Thamrin loch. Bantuan
seperti ini bukan baru kali ini kami menyalurkannya. Sebab, biasanya kalau ada
bantuan dari LAMAHU atau dari mana saja dititipkan dirumah ini. Kemudian
setelah itu, kami tinggal mengubungi orangnya dan orangnya sendiri ambil.
Bahkan, sering kalau mereka sakit atau tidak sempat datang kerumah ambil
bantuan mereka, justru kamilah membantu secepat mungkin untuk antar bantuan itu
kerumah mereka masing-masing. Kalau cara seperti ini sepertinya kami tidak
dipercaya. Bukan apa-apa, sebab informasi yang sudah disampaikan pada mereka (calon
penerima bantuan) kumpulnya jam 3 ( tiga) sore. Baru tiba-tiba mau diminta
kumpul sekarang, kan butuh waktu lagi. Belum lagi yang dari Babelan, mereka
menuju ketempat ini sangat jauh. Masalahnya mereka tinggalnya jauh belum lagi
ada yang masih cari nafkah atau kerja, saat ini mereka sedang puasa, udara
matahari sangat panas. Jadi itu yang harus dipertimbangkan oleh Ibu Betsy.
Tutur Dewi
Betsy Bauty saat mengecek daftar nama penerima bantuan |
Namun,
tak peduli dengan keluh kesah yang ada, Betsy pun tetap dengan pendiriannya dan
hanya lebih memilih diam tak memberikan komentar alias tetap diam dengan sabar
menunggu calon yang akan mengambil bantuan tersebut. Hanya berselang sekitar 20
menit para calon penerima bantuan mulai berdatangan dan langsung menerima
bantuan.
Ipul Jibran dan Robby Pakaya saat membagikan bantuan |
Usai
menyerahkan bantuan untuk pilar Helumalo, kami harus menunggu pilar Muhumoto dari
Babelan. Sementara diluar rumah saat itu memang matahari sedang memancarkan sinarnya
yang bukan main panasnya. Setelah menunggu hampir dua jam pasukan dari Babelan
pun muncul, didampingi oleh Ilhab
Botutihe ketua pilar Mohumoto.
Rupanya
ditempat ini juga masalah kesalahan komukasi. Sebab menurut Ilhab
Botutihe, pemberitahuan sebelumnya yang disampaikan oleh Ibu Betsy bahwa calon
penerima bantuan berkumpul jam 15.00 Sore dan sepakat di rumah kediaman Thamrin
Umar. Maka, Ilhab pun menyampaikan pemberitahuan itu kerumah Thamrin Umar juga kepada
semua calon penerima bantuan. Namun sehari
menjelang hari pelaksanaan Ibu Betsy tiba-tiba merubah jadwalnya menjadi pukul 12.00
Siang. Ia (Ilhab red) pun sudah berusaha menyampaikan perubahan jadwal
tersebut. Tetapi, kata dia, kita juga harus memaklumi karena mengumpulkan mereka saat ini
butuh waktu. Belum lagi, kondisinya lagi puasa, udara sangat panas. Bahkan ada
yang tidak aktifkan telpon selulernya, jadi susah dihubungi. Biasanya
sih sering dititipkan saja. Nanti setelah mereka punya waktu kosong, maka mereka
akan ambil sendiri bantuan itu.
Ipul Jibran dan Ilhab Botutihe saat menyerahkan bantuan |
Tapi
tidak apa-apa, justu ia menghargai upaya Ibu Betsy bayangkan dengan usinya seperti
itu, ia(Betsy) masih mau bekerja demi LAMAHU dan berusahaya untuk berbuat baik
pada kita. Meski demikian, ia tetap berharap sebaiknya pengurus LAMAHU kedepan
harus memikirkan bantuan dalam bentuk yang lain. Maksudnya jangan selalu memberikan ikan. Berilah mereka
bantuan alat pancingnya jangan ikannya. Juga, pemberian bantuan itu sebaiknya diwakilkan
atau dititipkan saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kalau harus ambil
sendiri oleh penerima bantuan kesannya tidak baik. Anda tahu sendiri orang
Gorontalo. Dalam pembagian bantuan ini, ia sempat dengar ada yang mengatakan bantuan
tidak seberapa nilainya harus ambil sendiri. Masalahnya kalau caranya begitu berarti
mereka harus meninggalkan segala urusan mereka. Kesimpulannya demi ibu Betsy, tetap
kedepankan rasa kepercayaan kepada orang lain. Demikian tutur Ilhab Botutihe ketua
Pilar Mohumoto.
Suasana di kediaman Hapsa Mansyur Mekasrsari Depok |
Usai
meyerahkan bantuan di daerah Bekasi dengan jumlah 35 buah kantong, kami pun meluncur ke daerah Depok.
Tepatnya di kediaman Hapsah (Isteri almarhum Ramli Mansyur). Ditempat ini sudah
berkumpul para calon penerima bantuan. Bahka setumpuk foto copy KTP ( Kartu
Tanda Penduduk ) minilik calon penerima bantuan itu nampak sudah di siapkan
oleh Hapsa. Sementara itu Ipul Jibran,
Robby Pakaya bersama tim tanpa buang waktu mulai menyiapkan bantuan yang akan
diberikan. Betsy dan Hapsa sebagai koordinator penyaluran bantuan itu mengecek
daftar nama yang akan diberikan bantuan. Usai pengecekan daftar nama maka
sambil mengabsen bantuanpun diserahkan kepada penerima bantyuan sesuai daftar
nama yang diberikan. Meskipun tertunda sehari penyerahan bantuan itu namun
semuanya berjalan dengan baik dengan jumlah bantuan 22 kantong.
Sementara
itu Betsy Bauty saat bincang-bincang di perjalanan ketika menceritakan dan
menanggapi kejadian yang terjadi di lapangan saat penyerahan bantuan itu. Dia mengatakan, 2 ( dua ) minggu sebelum hari
pelaksanaan pembagian bantuan sudah disampaikan kepada koordinator wilayah yang
ditunjuk agar menyiapkan daftar nama yang akan diberikan bantuan dari pengurus
LAMAHU. Kemudian, bantuan itu adalah program perdana dan inisiatif dari
pengurus baru LAMAHU khususnya bidang BURT & Lensa. Cara dan persyaratannya
sengaja dibuat berbeda dibanding dengan tahun - tahun sebelumnya. Menurut Betsy
tujuannya bukan soal tidak percaya kepada koordinator wilayah masing-masing.
Tetapi, ia hanya ingin mengetahui dan memastikan dengan jelas siapa saja yang
berhak menerima bantuan itu. Kemudian, persyaratan 1 ( satu ) keluarga dalam
rumah hanya diwakili atau oleh 1 ( satu) orang yang berhak mendapat bantuan.
Hal itu, hanya karena jumlah bantuannya sangat terbatas. Jadi, harus dibagi-bagi juga pada yang lain. Demikian kata Dra.Hj. Betsy Bauty. ( Ibrahim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar