Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: Betsy Bauty Dalam Program Perdana Pengurus LAMAHU Baru
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Jumat, 24 Juli 2015

Betsy Bauty Dalam Program Perdana Pengurus LAMAHU Baru





Media Gorontalo,Setelah dilakukan pelantikan dan namanya tercantum sebagai ketua BURT & LENSA (Bidang  Urusan Rumah Tangga dan Lembaga Sosial dan Agama) di pengurus baru LAMAHU untuk periode 2015-2020 mendatang, maka Betsy Bauty mulai melakukan aksi kerjanya dengan mengatasnamakan program perdana BURT & LENSA pengurus baru LAMAHU. Seakan memanfaatkan momentum dan memahami kebutuhan anak yatim piatu, masyarakat Gorontalo di Jakarta dan sekitarnya yang  akan menghadapi Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Mulai dari daerah Tanjung Priuk, Bekasi dan Mekarsari Depok, secara bergilir ia datangi kantong- kantong masyarakat Gorontalo melalui koodinator wilayah yang telah ditunjuk untuk menyerahkan bantuan dari para tokoh Gorontalo yang sukses di Jakarta atas nama pengurus LAMAHU.

Kediaman Syarifudin Igirisa, di Tanjung Priuk


Mengawali perjalannnya tanggal 13 Juli 2015 lalu, Betsy dan Syaipul Jibran (bidang BURT & Sosial) serta tim media Gorontalo yang diajak di kegiatan itu, dari kantor perwakilan provinsi Gorontalo di daerah Rawamangun Jakarta Pusat, kami meluncur dengan menggunakan sebuah taksi menuju wilayah Tanjung Priuk dengan  sarasan yang dituju kediaman Syarifudin Igirisa ketua pilar Jakarta Utara. Setelah tiba di lokasi tepatnya di Jalan Walang Baru VII A No. 7E  Plumpang, Semper Jakarta Utara. Ditempat ini sebagian calon yang akan menerima bantuan sudah berkumpul sementara Usman Bauta sosok yang dipercaya menjadi koordinator kegiatan itu, telah siap dengan daftar nama – nama calon yang akan menerima batuan tersebut.

Betsy (kanan), Ipul Jibran, Usman Bauta saat berdialog

Betsy pun langsung memulai tugasnya dengan mengecek daftar nama yang disodorkan oleh Usman Bauta. Sementara Ipul Jibran dibantu oleh salah seorang calon penerima bantuan ditempat itu sibuk menyiapkan bantuan berjumlah sekitar 60 (enam puluh) yang telah dikemas dalam sebuah kantong berwana jihau tersebut dengan membagi 2(dua) tempat yaitu khusus untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. Satu demi satu nama-nama yang menerima bantuan mulai diabsen oleh Betsy di dampingi Usman Bauta.

Suasana saat sedang mengabsen calon penerima bantuan
Namun tehnik dan cara pembagian bantuan itu berbeda jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, untuk tahun ini Betsy membuat sejumlah persyaratan antara lain calon yang akan menerima bantuan, orangnya  harus terdaftar  sesuai dengan data yang diberikan oleh kordinator wilayah yang ditugaskan. Bahkan untuk mengambil bantuan tersebut,  calon penerima bantuan orangnya harus hadir mengambil sendiri barangnya alias tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Juga, dalam satu  kepala keluarga (satu rumah) hanya hanya 1( satu) orang yang berhak menerima bantuan.

Tak hanya itu, meskipun namanya telah terdaftar tetapi jika orang tersebut tidak datang mengambil bantuan tersebut,  maka bantuan itu akan di bawa pulang kembali. Selain itu, jika namanya terdaftar, namun orang tersebut masuk dalam kepengurusan LAMAHU, maka orang tersebut tidak diberikan atau ganti dengan nama yang lain. Dengan adanya persyaratan ini, nampaknya membuat Usman Bauta harus sibuk menghubungi lewat telpon selulernya  para calon pengambil bantuan yang telah didaftarkan agar supaya segera datang mengambil sendiri bantuan untuk mereka. Sebab, lewat telpon itu Usman Bauta menyampaikan bantuan  tidak bisa diwakilkan kepada orang lain dan harus orangnya sendiri yang mengambil bantuan tersebut. Satu persatupun calon penerima bantuan mulai berdatangan di lokasi itu.

Betsy Bauty duduk di tengah-tengan penerima bnatuan
Sambil mengabsen nama para calon penerima bantuan, Betsy perintahkan bantuan agar dibagikan pada nama yang telah di panggil. Sepertinya agenda itu berjalan sesuai harapan, karena yang hadir semua bermarga asal daerah Gorontalo. 

Ipul Jibran dan Usman Bauta sedang menyerahkan bantuan
Tak hanya warga Gorontalo, para  Gepeng ( Gelendangan dan Pengemis ) yang bukan orang Gorontalo ketika mampir saat sedang dilakukan pembagian bantuan itu juga diberikan bantuan tersebut Oleh Betsy. Bauty 

Usai penyerahan bantuan itu Syarifudin Igirisa yang juga sebagai salah satu pembina (Bandhayo) dikepengurusan LAMAHU yang baru, didaulat untuk memberikan sambutan mewakili pengurus LAMAHU yang baru saja dilantik.

Dalam sambutannya Syarifudin, menyampaikan sebagai tuan rumah mengucapkan terima kasih karena sudah datang dikediamannya dalam rangka penyerahan bantuan ala kadarnya dari pengurus LAMAHU yang baru terpilih dan dilantik. Namun, perlu ditegaskan bahwa kehadiran anda ditempat ini bukan karena status derajat anda sebagai orang miskin. Jadi, jangan sampai ada yang salah mengartikan. Sekali lagi, bukan itu tujuan anda kesini.Tidak ada maksud dan niat sedikitpun dari kami untuk membedakan status kehidupan sosial anda. Sebab, dihadapan Allah SWT kita semua sama derajatnya. Rejeki kita pada dasarnya semuanya sudah diatur masing-masing oleh Allah SWT. Tetapi anda diundang ditempat ini, tujuannya untuk mengambil hak anda yang diberikan atau diamanahkan oleh pengurus LAMAHU yang baru.
Suasana saat Syarifudin sedang memberikan sambutan
Perlu disampaikan juga, bahwa saat ini LAMAHU telah  memiliki pengurus baru yang ketua umumnya adalah Abdul Harris Bobihoe dan Roem Kono sebagai ketua Pembina(Bandhayo) untuk periode 2015- 2020 mendatang. Saat ini anda telah menerima bantuan yang menjadi program perdana dari pengurus baru di LAMAHU. Meskipun jumlahnya masih terbatas artinya belum semua yang menerima bantuan. Tetapi dalam kesempatan ini, marilah kita jadikan program ini sebagai bentuk kepedulian LAMAHU kepada anda semua.Sebab, kehadiran organisasi Gorontalo harus tetap peduli pada program yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Gorontalo khususnya yang berada di Tanjung Priuk.Sebab,saya memahami  bahwa yang dibutuhkan anda semua adalah program yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Gorontalo, ketimbang acara –acara seremonial lainnya. Kita doa’kan agar pengurus LAMAHU yang akan datang bukan saperti pengurus LAMAHU yang kemarin, artinya setelah terpilih jadi pengurus namun setelah itu mereka tidur. Namun juga setelah menerima bantuan ini jangan lihat dari sisi bentuk dan isinya, lalu membedakan dengan bantuan yang diberikan oleh orang lain. Anggap saja bantuan ini sekedar tambahan untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri yang tinggal beberapa hari lagi.

Ia menambahkan, kepada semua penerima bantuan agar setelah menerima bantuan ini tetap memiliki rasa tanggung jawab. Artinya sebaiknya jangan hanya menjadi penerima terus, usahakan tetap berupaya akan menjadi orang yang sukses dan mampu memberi sedikit rejeki kepada orang lain seperti yang dilakukan oleh orang yang telah memberikan bantuan hari ini. Kalau saat ini anda sebagai orang tua kebetulan belum bisa atau mampu memberi bantuan, maka usahakan putra-putri anda tetap bersekolah dan menjadi orang pintar, sukses agar menjadi pemimpin – pemimpin bangsa dan LAMAHU masa yang akan datang. Khususnya bagi anak yatim piatu, usahakan belajar dengan giat agar menjadi anak pintar dan berperestasi disekolah. Insya Allah, kedepan di LAMAHU akan ada program pendidikan bea siswa bagi anak yang tidak mampu. Oleh sebab itu, mulai saat ini berusahalah agar menjadi putra-putri yang cerdas. Siapa tahu dapat fasilitas dari LAMAHU. Kata Syarifudin sambil disambut kata Amin dari semua yang hadir.

Suasana sedang berdoa

Diakhir sambutannya, ia mengatakan setelah memberikan bantuan ditempat ini, pengurus LAMAHU juga akan menyerahkan bantuan pada saudara kita sebagaian masyarakat Gorontalo yang berada di Bekasi dan Depok. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa sejenak sambil membaca surrah Al-Fatihah untuk bermohon kepada Allah SWT, agar kita semua yang ada ditempat ini, para pemberi bantuan ini,tokoh-tokoh dan seluruh pengurus LAMAHU, selalu diberikan oleh Allah SWT, umur yang panjang, kesehatan, rejeki yang berlimpah, sukses dan selalu diberikan pentunjuk dalam melaksanakan tugas mereka serta rahmat dan hidayahNYA untuk keluarga semua mereka dirumah. Demikian do’a Syarifudin Igisira sambil disambut kata Amin dari semua yang hadir

Suasana Foto bersama usai penyerahan bantuan
Namun sangat ironis, disaat tim sudah bersiap-siap meninggalkan lokasi dan meskipun sebelumnya kegiatan ini berjalan lancar tetapi sepertinya menjadi tergores ketika ada sekelompok masyarakat Gorontalo berkisar 5 ( lima ) orang  tiba-tiba datang. Yah. dalam tanda kutip mungkin kita bisa sebut mereka adalah “Militansi” organisasi Gorontalo di Jakarta. Sebab, setiap diundang pada kegiatan LAMAHU, KKIG, IKASMANSA, Ikatan Alumni SMEP/SMEA/SMK Se JABODETABEK di Jakarta, wajah mereka pasti nampak hadir apapun status kehadiran mereka. Namun untuk kegiatan ini, mungkin karena mereka merasa selalu aktif disetiap kegiatan LAMAHU dan merasa pantas untuk menerima bantuan tersebut. Ketika mendengar ada bantuan dari pengurus LAMAHU yang baru, mereka pun bergegas datang di tempat itu. Apalagi entah melihat masih ada sisa bantuan yang belum terbagi, maka upaya mereka untuk mendapatkan bantuan itu dilakukan. Tetapi, karena nama mereka tidak terdaftar dikegiatan ini, terpaksa mereka harus kecewa. Pada jam itu, Syarifudin Igirisa memang tak ada ditempat, sebab sedang melaksanakan sholat Isya dan Tarwih. Maka, mereka memilih istri Syarifudin agar memperhatikan juga hak mereka. Isteri Syarifudin coba bernegosiasi dengan Betsy, Namun, Istri Syarifudin pun tak mampu menggoyahkan keputusan Betsy Bauty.  Menurut Betsy, nama mereka tidak terdaftar sebagai penerima bantuan jadi jangan, salahkan saya. Tanyakanlah kepada Usman Bauta, karena hanya nama yang tedaftar dapat menerima bantuan. Bantuan yang masih tersisa tinggal jatah orang lain yang di Bekasi dan Depok.Ujar Betsy saat itu

Mendengar kalimat itu, sontak ucapan bernada kesalpun mulai terucap dari sebut saja ibu XX. Dalam ucapan mereka mengatakan kalau urusan demo dan rapat kami selalu diundang. Tapi kalau urusan ada bantuan seperti ini kami tidak didaftarkan dan dinomor belakangkan. Mengapa harus ada pilih kasih atau dibedakan? Keluhan ibu XX tersebut.

Kami memberikan pertanyaan kepada mereka yaitu mungkin anda belum terdaftar di Pilar Jakarta Utara?  

Sambil menunjuk istri Syarifudin Igirisa Ibu X tersebut, mengatakan itu isteri ketua Pilar dan sudah bertahun-tahun nama kami terdaftar disini .

Kami pun mencoba lagi menenangkan dengan kalimat, sudahlah anggap saja tahun ini bukan rejeki kalian jadi sabar saja! Insya Allah besok atau lusa akan ada bantuan dari kelompok lain.

Mereka pun hanya menjawab, ini bukan soal rejeki atau bukan. Yang perlu ditanyakan mengapa harus dibedakan mana yang dapat atau yang tidak. Jangan pilih-pilih orang dongk. Demikian kaluhan ibu XX tersebut.

Usman Bauta
Untuk mengklarifikasi hal tersebut, saat itu kami langsung menghubungi Usman Bauta melalui telpun selulernya. Namun, rupanya  ada kesalahan komunikasi. Sebab menurut Usman Bauta bahwa ia hanya di minta oleh ibu Betsy dengan membatasi jumlah orang yang akan menerima bantuan. Oleh karena yang diminta jumlahnya terbatas, maka nama-nama yang diberikan hanya 54 ( lima puluh empat) orang yang pantas menerima bantuan tersebut yaitu anak yatim piatu, ibu-ibu lansia dan yang tidak punya suami. Tidak ada maksud untuk tebang pilih atau mana yang disukai dan yang tidak disukai. Saya sudah puluhan tahun diminta mengurus bantuan seperti itu. Jadi tahu persis standar kehidupan mereka. Memang ada yang pantas menerima bantuan tetapi ada juga yang lebih pantas menerima bantuan itu. Jadi orang-orang yang menerima bantuan itu adalah mereka yang lebih pantas ketimbang mereka yang menuntut haknya. Tutur Ka’Usu panggilan dekatnya.

Suasana Saat Ipul Jibran dan Robby Pakaya menyiapkan bantuan
Usai di Tanjung Priuk, lain pula di Bekasi, tepatnya tanggal 15 Juli 2015 kami meluncur menggunakan mobil Rental (sewaan) milik Robby Pakaya. Sasaran yang dituju adalah Taman Wisma Asri Blok E Jalan Nanggka 3 Bekasi Barat, kediaman Thamrin Umar ketua pilar HELUMALO yang juga mantan ketua Bidang Agama & Sosial pengurus LAMAHU 2007-2012 lalu. Di tempat ini menurut agenda bantuan itu telah disiapkan untuk dibagikan kepada 2(dua) kelompok Pilar yaitu Pilar Helumalo dan Pilar Mohumoto dari Babelan Bekasi. Para calon penerima bantuan itu belum ada yang berkumpul. Tahmrin Umar pun karena sedang sakit perlu istirahat sehingga tidak kelihatan. Namun, isteri Thamrin Umar bersama putrinya Dewi Umar sepertinya sudah menanti kehadiran Betsy Bauty bersama timnya. Sambil menunggu kehadiran para calon penerima bantuan,  satu demi satu bantuan yang akan diberikan diturunkan dari mobil sambil dikemas dan disiapkan sambil dibantu oleh Dewi ( Putri Thamrin Umar). Hanya berkisar sekitar 15 menit para calon penerima bantuan satu demi satu mulai berdatangan.

Dewi Thamrin Umuar seat membantu menyiapkan bantuan
Betsypun mulai menerapkan aturan main atau persyaratan seperti yang berlaku di Tanjung Priuk . Mulai dari mengecek daftar nama, mengabsen, bahkan harus kumpul semua dulu para calon penerima bantuan setelah itu bantuan akan diserahkan. Mendengar aturan ini, Dewi ( putri Thamrin Umar) mulai berubah ronah wajahnya. Kalimat bernada kesalpun dan sontak mulai keluar dari ucapannya. Menurut Dewi, harusnya Ibu Betsy tinggalkan aja barangnya. Masa kami tidak dipercaya. Ini rumah pak Thamrin loch. Bantuan seperti ini bukan baru kali ini kami menyalurkannya. Sebab, biasanya kalau ada bantuan dari LAMAHU atau dari mana saja dititipkan dirumah ini. Kemudian setelah itu, kami tinggal mengubungi orangnya dan orangnya sendiri ambil. Bahkan, sering kalau mereka sakit atau tidak sempat datang kerumah ambil bantuan mereka, justru kamilah membantu secepat mungkin untuk antar bantuan itu kerumah mereka masing-masing. Kalau cara seperti ini sepertinya kami tidak dipercaya. Bukan apa-apa, sebab informasi yang sudah disampaikan pada mereka (calon penerima bantuan) kumpulnya jam 3 ( tiga) sore. Baru tiba-tiba mau diminta kumpul sekarang, kan butuh waktu lagi. Belum lagi yang dari Babelan, mereka menuju ketempat ini sangat jauh. Masalahnya mereka tinggalnya jauh belum lagi ada yang masih cari nafkah atau kerja, saat ini mereka sedang puasa, udara matahari sangat panas. Jadi itu yang harus dipertimbangkan oleh Ibu Betsy. Tutur Dewi

Betsy Bauty saat mengecek daftar nama penerima bantuan

Namun, tak peduli dengan keluh kesah yang ada, Betsy pun tetap dengan pendiriannya dan hanya lebih memilih diam tak memberikan komentar alias tetap diam dengan sabar menunggu calon yang akan mengambil bantuan tersebut. Hanya berselang sekitar 20 menit para calon penerima bantuan mulai berdatangan dan langsung menerima bantuan.

Ipul Jibran dan Robby Pakaya saat membagikan bantuan
Usai menyerahkan bantuan untuk pilar Helumalo, kami harus menunggu pilar Muhumoto dari Babelan. Sementara diluar rumah saat itu memang matahari sedang memancarkan sinarnya yang bukan main panasnya. Setelah menunggu hampir dua jam pasukan dari Babelan pun muncul, didampingi  oleh Ilhab Botutihe ketua pilar Mohumoto.

Rupanya ditempat ini juga masalah kesalahan komukasi. Sebab menurut Ilhab Botutihe, pemberitahuan sebelumnya yang disampaikan oleh Ibu Betsy bahwa calon penerima bantuan berkumpul jam 15.00 Sore dan sepakat di rumah kediaman Thamrin Umar. Maka, Ilhab pun menyampaikan pemberitahuan itu kerumah Thamrin Umar juga kepada semua calon penerima bantuan.  Namun sehari menjelang hari pelaksanaan Ibu Betsy tiba-tiba merubah jadwalnya menjadi pukul 12.00 Siang. Ia (Ilhab red) pun sudah berusaha menyampaikan perubahan jadwal tersebut. Tetapi, kata dia, kita juga harus memaklumi karena mengumpulkan mereka saat ini butuh waktu. Belum lagi, kondisinya lagi puasa, udara sangat panas. Bahkan ada yang tidak aktifkan telpon selulernya, jadi susah dihubungi. Biasanya sih sering dititipkan saja. Nanti setelah mereka punya waktu kosong, maka mereka akan ambil sendiri bantuan itu.

Ipul Jibran dan Ilhab Botutihe saat menyerahkan bantuan
Tapi tidak apa-apa, justu ia menghargai upaya Ibu Betsy bayangkan dengan usinya seperti itu, ia(Betsy) masih mau bekerja demi LAMAHU dan berusahaya untuk berbuat baik pada kita. Meski demikian, ia tetap berharap sebaiknya pengurus LAMAHU kedepan harus memikirkan bantuan dalam bentuk yang lain. Maksudnya  jangan selalu memberikan ikan. Berilah mereka bantuan alat pancingnya jangan ikannya. Juga, pemberian bantuan itu sebaiknya diwakilkan atau dititipkan saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kalau harus ambil sendiri oleh penerima bantuan kesannya tidak baik. Anda tahu sendiri orang Gorontalo. Dalam pembagian bantuan ini, ia sempat dengar ada yang mengatakan bantuan tidak seberapa nilainya harus ambil sendiri. Masalahnya kalau caranya begitu berarti mereka harus meninggalkan segala urusan mereka. Kesimpulannya demi ibu Betsy, tetap kedepankan rasa kepercayaan kepada orang lain. Demikian tutur Ilhab Botutihe ketua Pilar Mohumoto.

Suasana di kediaman Hapsa Mansyur Mekasrsari Depok
Usai meyerahkan bantuan di daerah Bekasi dengan jumlah 35 buah kantong, kami pun meluncur ke daerah Depok. Tepatnya di kediaman Hapsah (Isteri almarhum Ramli Mansyur). Ditempat ini sudah berkumpul para calon penerima bantuan. Bahka setumpuk foto copy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) minilik calon penerima bantuan itu nampak sudah di siapkan oleh Hapsa. Sementara itu  Ipul Jibran, Robby Pakaya bersama tim tanpa buang waktu mulai menyiapkan bantuan yang akan diberikan. Betsy dan Hapsa sebagai koordinator penyaluran bantuan itu mengecek daftar nama yang akan diberikan bantuan. Usai pengecekan daftar nama maka sambil mengabsen bantuanpun diserahkan kepada penerima bantyuan sesuai daftar nama yang diberikan. Meskipun tertunda sehari penyerahan bantuan itu namun semuanya berjalan dengan baik dengan jumlah bantuan 22 kantong.

Sementara itu Betsy Bauty saat bincang-bincang di perjalanan ketika menceritakan dan menanggapi kejadian yang terjadi di lapangan saat penyerahan bantuan itu.  Dia mengatakan, 2 ( dua ) minggu sebelum hari pelaksanaan pembagian bantuan sudah disampaikan kepada koordinator wilayah yang ditunjuk agar menyiapkan daftar nama yang akan diberikan bantuan dari pengurus LAMAHU. Kemudian, bantuan itu adalah program perdana dan inisiatif dari pengurus baru LAMAHU khususnya bidang BURT & Lensa. Cara dan persyaratannya sengaja dibuat berbeda dibanding dengan tahun - tahun sebelumnya. Menurut Betsy tujuannya bukan soal tidak percaya kepada koordinator wilayah masing-masing. Tetapi, ia hanya ingin mengetahui dan memastikan dengan jelas siapa saja yang berhak menerima bantuan itu. Kemudian, persyaratan 1 ( satu ) keluarga dalam rumah hanya diwakili atau oleh 1 ( satu) orang yang berhak mendapat bantuan. Hal itu, hanya karena jumlah bantuannya sangat terbatas. Jadi, harus dibagi-bagi juga pada yang lain. Demikian kata Dra.Hj. Betsy Bauty. ( Ibrahim)


Tidak ada komentar: