Pertengahan Februari 2011 lalu, digelar sebuah acara bertema Penanda Tanganan MOU (Memorandum of understanding ) nota kesepahaman antara YPMG ( Yayasan Matsushita Gobel ) Indonesia dan pemda provinsi Gorontalo tentang program pelatihan kewirausahaan (P2Kw) bagi 30 orang pemuda asal daerah Gorontalo untuk di didik menjadi peserta calon pengusaha baru. Acara itu bertempat digedung auditorium YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia komplek perkantoran ( PMI ) Panasonic Manufacturing Indonesia, Gandaria Jakarta Timur. Di hadiri oleh H.Muhaimin Iskandar , menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, H.Rachmat Gobel direktur utama komisaris Panasonic Gobel Indonesia, H.Tonny Uloly, wakil Gubernur provinsi Gorontalo, Hamim Pou plt. Bupati Bone Bolango, Ir.Jusman Safii Djamal, selaku Direkrut Utama YPMG yang juga mantan menteri Perhubungan RI dan sejumlah pejabat executive dari YPMG , pengurus LAMAHU serta tokoh masyarakat Gorontalo berada di Jakarta.
H.Rachmat Gobel |
Dalam sambutannya H. Rachmat Gobel mengatakan Panasonic adalah sebuah perusahaan yang tidak hanya mementingkan dan mencari keuntungan semata dan kemudian keuntungan itu akan dibagi - bagi. Tetapi, Panasonic adalah perusahaan yang akan selalu berupaya agar bermanfaat bagi masyarakat disekitar bangsa dan negara. Oleh sebab itu, program ini adalah bagian dari kepedulian Panasonic kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
Lebih lanjut kata Dia, Program ini lebih kepada memberikan kesempatan kepada generasi muda yang akan datang agar menjadi tenaga produktif di daerah, namun program ini bukan hanya untuk orang Gorontalo semata, tetapi semua anak bangsa akan mendapat kesempatan, hanya karena kebetulan hubungan emosionalnya dengan daerah Gorontalo yang cukup kental maka langkah awal dimulai dari Gorontalo. Para peserta akan di didik selama 1 tahun yang kemudian akan dituntun secara bersama-sama dengan pemda Gorontalo. Tuturnya.
Menanggulangi Jumlah Penggguran
Ditempat yang sama Tonny Ulolly wakil gubernur Gorontalo mengatakan Program P2KW adalah gagasan bersama antara pak Rachmat dan dirinya ketika masih menjadi pengurus KADIN ( Kamar Dagang dan Industri Nasional). Tujuannya ketika itu ingin berbuat sesuatu bagi daerah di Gorontalo. Maka, ketika posisinya telah menjadi wakil gubernur jadi rencana itu direalisasikan.
Kata Tonny, disamping itu program ini adalah untuk menanggulangi jumlah pengangguran yang mencapai 25 .000 orang dari jumlah penduduk di daerah Gorontalo, maka tentu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Menurutnya, sebetulnya sesuai keinginan pak Rachmat seharusnya jumlah peserta ikut dalam program ini 200 orang, namun setelah di seleksi ternyata hanya 30 orang yang berhasil mengikuti program ini. Demikian kutipan kalimat Tonny
Membantu Pemerintah
Sementara itu H.Muhaimin Iskandar mengatakan program ini harus diberi apresiasi karena merupakan sebuah terobosan untuk merubah pola pikir masyarakat dari yang sifatnya menerima upah akan menjadi pemberi upah. Persoalan di daerah Gorontalo juga menjadi persoalan pemerintah pusat, maka untuk mengatasinya tentu harus ada pemikiran yang kreatif dan inovatif dari masyarakat untuk membantu pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Oleh, sebab itu program tersebut harus dipadukan dengan program KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat. Demikian kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi saat itu
Berdasarkan data yang di peroleh tim Media Gorontalo 30 peserta yang ikut program ini antara perwakilan dari Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kab. Bone Bolango, Kabupaten Pohuwato. yang semuanya berlatar belakang pendidikan : 12 orang berasal dari SMA, 16 orang dari SMK dan 2 orang mahasiswa, yang sebagian besar berumur antara 20 - 22 tahun dari keluarga sederhana, petani, nelayan atau pegawai..
Program ini ditangani langsung oleh YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia, salah satu lembaga khusus menangani pendidikan dan pelatihan kerja di lingkungan perusahaan Panasonic Gobel Indonesia yang didirikan alm.Drs. H.Thayeb Mohamad Gobel dan Konosuke Matsushita asal Jepang pada tahun 1979 silam,
SETAHUN KEMUDIAN
Maka setelah setahun kemudian tepatnya 14 Januari 2012, sekalipun pembinaannya di lakukan pada YPMG, namun Rachmat Gobel tetap mengatakan bahwa program ini bagian dari program LAMAHU. Hal itu terlihat dalam acara syukuran dan pelepasan peserta program P2KW itu yang pelaksanaannya di salah satu restoran Plaza Senayan Jakarta Selatan.
Meskipun undangan saat itu terlihat sangat terbatas, namun kehadiran H.Rachmat Gobel didampingi salah satu putranya, dan H. Tonny Uloly, yang tinggal dalam hitungan waktu menjabat wakil gubernur provinsi Gorontalo, serta kehadiran jajaran executive YPMG sepertinya memperlihatkan pentingnya acara itu
Dalam acara itu, Rachmat ( begitulah sapaan akrabnya) ketua pembina LAMAHU, yang di daulat untuk memberikan sambutan menegaskan. sengaja acara ini mengudang pengurus LAMAHU, karena sesuai komitmen bersama bahwa kehadiran organisasi LAMAHU harus memiliki kepedulian dan arti untuk kepentingan rakyat dan daerah di Gorontalo terutama memberikan dukungan kepada pemuda generasi Gorontalo yang akan datang.
Dalam sambutannya kali ini Rachmat lebih menggugah dengan memberi semangat dan menekankan pada kesiapan mental para peserta didik yang telah selesai mengikuti program pendidikan dan pelatihan itu.
Kita Tidak Berevoria
Kata Dia, saat ini kita telah menyaksikan beberapa prestasi pelajar di SMK ( Sekeolah Menengah Kejuruan) di berbagai daerah memproduksi mobil, maka kita orang Gorontalo kali ini memproduksi SDM ( Sumber Daya Manusia). Namun kata Rachmat, semoga kita tidak sedang berevoria. Karena apa yang dihasilkan hari ini adalah untuk masa depan kita semua. Melalui program ini, tentu semua berharap bahwa mereka yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan adalah benar-benar orang yang mampu ikut membangun Gorontalo masa mendatang. Sebab mereka ini adalah generasi muda tongkat estafet masa depan Gorontalo. Tetapi, jangan lupa ! yang harus disiapkan selanjutnya adalah mental menghadapi situasi dilapangan. Sebab, prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Tuturnya.
Merubah Yang Tidak Mungkin jadi Mungkin
Lebih lanjut kata Rachmat, sebetulnya pemberian pendidikan dan pelatihan yang hanya setahun rasanya belum cukup, karena sesuai pengalaman minimal dibutuh waktu 2 tahun,. Sebab satu tahun itu baru merubah sikap ego, karakter serta kultur dari yang lama ke yang baru dari masing-masing individu.
Ia, mencontohkan jika mengikuti perjalanan hidupnya, bahwa sejak masih duduk di bangku SMP sudah dikenalkan oleh almarhum ayahnya tentang pabrik, tak ada hari libur seperti yang dinikmati oleh siswa lain. Saat hari libur ia harus bekerja mengangkat tas, memasukkan radio bahkan menyapu kantor juga pernah dirasakan. Kendaraan pun harus menggunakan angkutan umum padahal fasilitas kantor banyak yang tersedia.
Tak hanya itu, Rachmat juga sempat menguraikan perjuangannya ketika di tunjuk oleh presiden SBY untuk menjadi ketua harian pelaksana Sea Games ke 26 tahun lalu, ditengah suara pesimis dan negatif, banyak kawan dekatnya hampir tak ada yang mau merespon untuk membantunya. Ketuk pintu ke pintu demi suksesnya Sea Games harus dilakukan. Bahkan menjelang hari pelaksanaan banyak yang lepas tangan takut untuk disalahkan. Tapi almadulillah semua itu terlewati dan Sea Games sukses Indonesia juara umum. Artinya, jika kita melakukan sesuatu dengan niat baik, dan tulus bekerja , maka kita bisa merubah yang tidak mungkin akan jadi mungkin, yang pesimis jadi optimis dan negatif akan menjadi positif. Jadi, intinya kita harus siap dengan proses, dan yakinkan bahwa kita akan mampu menuju sebuah cita-cita kearah masa depan yang cerah.
Ia, berharap kepada peserta program P2KW itu, apabila ada yang mencemooh anggap itu hanya sebuah proses, yang penting niatnya tulus serius insyaAllah akan mendapat petunjuk dari Allah SWT. Hilangkan gengsi, jangan takut jika kita ingin berbuat sesuatu yang positif.
Pada akhir kalimatnya Rachmat menginginkan ke depan, kita harus memberikan kesempatan juga bagi generasi selanjutnya dari setiap kabupaten hingga kecamatan yang ada di seluruh provinsi Gorontalo untuk dapat mengikuti program ini. Demikian kata Rachmat
Ditempat yang sama, Tonny Ulolly mengatakan hari ini tinggal beberapa jam lagi ia akan meletakkan jabatan sebagai wakil gubernur. Tetapi, terlepas dari hal itu, kita harus bersyukur masih memiliki putra daerah yang telah sukses tetapi kepeduliannya begitu besar terhadap masyarakat dan daerah di Gorontalo.
H.Tonny Uloly |
Kata Tonny, saat setelah diangkat menjadi wagub, pak Rachmat menanyakan kepada dirinya tentang sesuatu yang harus di buat untuk daerah Gorontalo. Lalu,ia ( read Tonny) menjawab dan menawarkan bahwa kita membuat program mendidik orang Gorontalo, maksudnya mereka di didik sebagai pengusaha agar dapat menciptakan lapangan kerja sehingga mereka menjadi orang kaya baru di Gorontalo. Sebab saat itu tingkat kemiskinan dan pengangguran di daerah Gorontalo begitu tinggi. Maka, ketika tawaran itu disambut dan pak Rachmat menyatakan kesiapannya, bahkan semua biaya untuk kebutuhan program itu akan di tanggung oleh beliau ( read Rachmat). Tentu baginya, hanya biasa mengatakan ini orang Gorontalo yang kita butuhkan sebab tidak semua orang Gorontalo yang sukses dan telah menjadi pengusaha papan atas punya pemikiran dan kepedulian seperti itu. Oleh sebab itu ia berharap bahwa mereka yang telah mengikuti program ini, akan menjadi generasi Rachmat Gobel selanjutnya di Gorontalo dan jangan menjadi pegawai negeri.Tuturnya.
Gorontalo Incorporated
Tonny juga menambahkan, belum lama ini presiden SBY ingin menggalakkan program berkonsep Indonesia Incorporated. Sebetulnya program itu telah dicanangkan bersama pak Rachmat ketika 7 bulan setelah ia diangkat menjadi wagub. ia dan pak Rachmat ingin membuat konsep “ Gorontalo Incorporated ”, dalam segala hal . Jadi kalau SBY baru bersuara saat ini, maka kami di Gorontalo telah bersuara lebih awal tentang program itu. Demikian kata Tonny.
Sementara itu ditempat yang sama, Agung Mozin, Sekjen LAMAHU mengatakan, bersyukur bahwa mereka ikut mengikuti pendidikan dan pelatihan adalah anak Gorontalo. Sebab kalau anak daerah lain tentu tidak akan mendapat kesempatan dan fasilitas seperti ini .
Agung, juga berterima kasih ke pak Rachmat karena selalu memberikan dukungan terhadap program LAMAHU, dan memiliki perhatian yang lebih terhadap rakyat di Gorontalo, khususnya melalui program ini. Sebab, jika tidak melakukan hal-hal seperti ini maka artinya Rachmat sepertinya orang Gorontalo yang kaya tapi tidak bermanfaat untuk orang Gorontalo.
Agung.Mozin |
Kata Agung, kedepan Indonesia akan dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kapasitas lebih dalam bidang usaha. Oleh sebab itu, bagi generasi muda yang telah mengikuti program ini, dan ketika akan kembali ke Gorontalo, Agung berharap kalau bisa jangan pernah bermimpi untuk menjadi pegawai negeri. Ia, mencontohkan sosok wakil gubernur, bahwa kehadirannya saat menjadi wakil gubernur, karena ia ( read Tonny) mampu membiayai hidupnya dan orang lain. Jadi, program ini adalah cita-cita semua pemimpin di Gorontalo untuk menjadikan generasi muda masa yang akan datang khususnya menjadi orang kaya, dan ini langkah awal.
Kata Agung Insya Allah, sesuai keinginan pak Rachmat kedepan akan menginginkan lagi program ini bagi generasi selanjutnta, maka insya Allah, LAMAHU akan mendorong agar generasi selanjutnya akan mendapat kesempatan yang sama. Demikian Kata Agung.
Sementara itu komentar dan harapan pun tidak ketinggalan dari mereka yang konsen pada program itu..
Alvi MS. |
Alviana MS Tjokro. Direktur executif YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia mengatakan bagi YPMG generasi muda yang ikut program P2KW itu merupakan peserta gelombang kedua, sebab sebelum program P2KW ini, YPMG juga telah memfasilitasi khusus 25 pelajar SMK dari Gorontalo yang mengikuti program pelatihan kerja selama 3 bulan pada 2010 lalu. Tujuan Pelatihan kerja saat itu, adalah membangun kompotensi pekerja global dan akfititas latih kerja di industri. Namun, harus diakui bahwa khusus untuk P2KW merupakan program pertama dari YPMG, tapi bukan berarti program P2KW ini sebagai langkah uji coba.
Menurutnya, misi dari YPMG adalah mencerdaskan dan mensejahterahkan rakyat Indonesia, maka program ini tentu sangat relevan dengan misi tersebut. Program ini adalah Plant Project YPMG dan akan berkesinambungan hingga generasi selanjutnya. Tujuannya akan memberikan kesempatan kepada generasi muda di seluruh Indonesia agar menjadi manusia Indoensia yang handal . diimasa mendatang. Maka, atas permintaan pak Rachmat sebagai langkah awal diambillah generasi muda dari Gorontalo.
Ketika ditanya jumlah peserta P2KW pada awalnya 30 orang, tetapi yang berhasil menyelesaikan tugas tinggal 25 orang.
Kata Alvi ( sapaan dekatnya), itu harus dikembalikan pada kesiapan mental masing-masing individu mereka. Sebab, mungkin yang mereka khayalkan saat masih berada di daerah berbeda dengan yang dirasakan saat mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Lalu ditanya lagi, apakah ada jaminan bahwa mereka yang berhasil mengikuti pendidikan dan pelatihan itu akan mampu memenuhi harapan kita?
Kata Dia, hal itu tergantung manusianya dan dukungan semua komponen dan elemen di Gorontalo, seperti pemerintah, dan masyarakat di sekitar. Oleh sebab itu, program tersebut YPMG , bekerja sama dengan pemda setempat serta beberapa pengusaha, tujuannya agar ada yang mengawal mereka setelah selesai menerima pendidikan dan pelatihan. Harus di ingat ! YPMG hanya sebatas mendidik dan membentuk manusia. Tetapi, bukan berarti setelah di YPMG selesai urusannya, karena berbicara pendidikan dan membentuk, mengubah karakter orang harus ada kesinambungannya. Tuturnya
YPMG telah berusaha mendidik peserta P2KW tentang “ Budaya Kerja Industri”. dalam artian yang lebih luasdan berdasarkan pengamatan kami, mereka telah siap untuk mengelolah semua bisnis industri. Makanya tidak perlu kaget jika mereka akan mengembangkan tanaman coklat, karena seperti telah dikatakan tadi, bahwa YPMG mendidik dan melatih mereka tentang budaya kerja industri. Meskipun demikian YPMG, tetap berharap mereka tetap semangat dan harus ada dukungan semua pihak di Gorontalo . Demikian kata Alvi
Eddy B. |
Eddy Boekoesoe, koordinator program P2KW, mereka kembali ke Gorontalo bukan untuk meminta. Tetapi akan memberi dan telah memiliki misi dengan konsep yang jelas yaitu akan membuka usaha yang tujuannya memberdayakan masyarakat di sekitar. Jadi tekad yang mereka bawa ke Gorontalo adalah Give…give…..give…..and give….
Kata Dia, Anda harus ingat bahwa kalau kita akan memberikan yang terbaik untuk orang lain pasti orang itu akan senang dengan kita. Tetapi begitu juga sebaliknya. Namun, meskipun mereka sudah merasa siap tetap akan di tuntun, di arahkan dan sebagainya.
Ia, menambahkan, Koperasi yang akan di bentuk untuk mereka hanyalah sebagai wadah agar mereka tidak terpencar dan tetap menjadi satu visi dan misi
Ketika di tanya, dalam pemikiran masyarakat awam, bahwa keluaran didikan Panasonic ( YPMG) seharusnya menjadi tenaga ahli dalam bidang industri barang elektronic, tetapi mengapa kelompok P2 KW ini diarahkan ke bidang pertanian?
Ia, menegaskan, anda jangan keliru. peserta P2 KW di bina dengan keahlian berindustri. Jadi tak ada bedanya dengan industri barang elektronik dengan industri pertanian.
Harus digaris bawahi, bahwa yang di bina bukan produk tetapi keahlian manusianya. Jadi, relevansinya adalah, sikap mereka dalam berindustri yang modern. Perlu dipaham, ciri - ciri usaha yang modern itu selalu menggunakan SOP( Standard Operating Procedure) dan apabila keluar dari SOP maka tidak jalan. Jadi, kalau mereka memilih tanaman coklat sebagai langkah awal, hal itu karena mereka ingin mengembangkan yang ada SOP tersebut. Sebab, mereka telah ditanamkan pentingnya SOP dalam sebuah bisnis maupun pekerjaan lain.
Contoh, mau buat mobil, ngelas, cat, semuanya menggunakan SOP, kecuali masih menggunakan cara tradisional. Demikian kata pak Eddy
H. Gerhan R |
H. Gerhan Razak, Bendahara Umum HIPMI ( Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ) di provinsi Gorontalo. mengatakan berharap generasi muda yang telah selesai mengikuti program pelatihan kewirausahaan , setelah di Gorontalo tetap memiliki semangat sesuai komitmen saat mereka di Jakarta. Keberhasilan mereka mengikuti program ini semoga tidak hanya menjadi sebuah catatan sejarah pribadi mereka artinya dalam riwayat hidup mereka pernah mengikuti pendidikan di Panasonic, dan perlu tekad dan semangat yang konsisten.Ujarnya.
Oleh sebab itu, setelah mereka tiba di Gorontalo akan ia koordinasikan dengan rekan - rekan pengurus HIPMI di Gorontalo, artinya bersama untuk merealisasikan apa yang terlintas dalam gagasan mereka. Tuturnya.
Menurutnya, meskipun belum lama menjadi pengurus HIPMI Gorontalo, namun telah mengevaluasi berbagai program yang belum sempat direalisasikan. Harus diakui, banyak potensi SDA ( Sumber Daya Alam ) yang bisa di garap di Gorontalo, seperti lahan yang tidak di manfaatkan, alasannya karena aliran air yang tidak efektif dan lain sebagainya, maka inilah menjadi konsen HIPMI Gorontalo.
Kata Dia, jika generasi muda ini memiliki gagasan dengan konsep mengembangkan lewat budi daya tanaman coklat, kita tinggal mendorong mereka. Jadi, insya Allah jika Gorontalo terkenal dengan Jagung, dengan gagasan generasi mudah ini menjadi hasil pertanian alternatif di Gorontalo. Namun demikian ia berharap pemerintahan baru di Gorontalo tetap memberi suport kepada mereka.
Ia, menambahkan soal HIPMI, jelas tidak lepas dari konsep bisnis, tetapi tentu harus memikirkan kemanfaatan untuk rakyat dan daerah Gorontalo. Oleh sebab itu segala sesuatu harus kami melalui koordinasikan dengan pemerintah setempat. Demikian Kata Gerhan
Ronal N |
Ronal Nur, Ketua kelompok P2KW, dalam komentarnya, tiga bulan pertama kami di godok untuk mengenal prinsip dan menejemen Panasonic, terus terang saat itu, kami seperti merasakan dalam sebuah neraka. Sebab kami orang tradisional yang tidak mengenal didikan seperti telah di lalui. Tetapi lama kelamaan, semakin jauh dan kami berusaha nikmati pendidikan itu, ternyata kami telah hijrah dari yang tradisional menjadi yang modern. artinya, membuat orangnya dulu baru produknya. Insya Allah kami akan siap hadapi proses yang harus di lalui ketika akan tiba di Gorontalo. Tuturnya.
Kata Dia, langkah awal yang akan dilakukan di Gorontalo, adalah membentuk organisasi usaha yang berwatak sosial, yaitu Koperasi. Koperasi ini menjadi wadah khusus kelompok P2kW yang jumlahnya 25 orang ini agar tidak terpecah. Melalui Koperasi itu, insya Allah setiap orang akan mengembangkan usaha melalui unit - unit sesuai baru keinginan namun tetap tekontrol. Sebab, kami telah di godok tentang berbagai macam teori dan praktek tentang budaya kerja. Oleh sebab itu maka di Gorontalo, tinggal pratek lapangan. Insya Allah kami akan bermanfaat untuk para petani dan semua masyarakat di Gorontalo.
Theresanita W |
Thersanita Walangadi, alumni SMK 1 Kota Gorontalo, Terus terang pertama kami datang ke Panasonic, tidak mengerti apa - apa dan hanya bermodalkan ilmu yang di dapat dari sekolah. Namun, syukur Alhamdullillah ketika dapat kesempat mengikuti program pelatihan ini begitu banyak pengetahuan yang diterima.
Kata Dia, memang, pada awalnya kami menyangka hanya akan dikenalkan tentang sejarah YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) dan perusahaan Panasonic. Tetapi secara bertahap kami sudah di godok soal displin yang tinggi, bagaimana kita hidup harus memiliki komitmen, mengatur cara hidup kita, agar bisa hidup bermanfaat untuk orang banyak serta dibekali cara mengatur dan mengelola menejemen pada sebuah perusahaan yang besar atau ketika kita akan membuat suatu usaha sendiri. Intinya, dari yang tidak mengerti apa - apa sekarang sudah memiliki dasar pandangan hidup kedepan. Tuturnya.
Menurutnya, setelah dari Jakarta kami akan kembali ke Gorontalo, mendirikan sebuah koperasi . Meskipun Gorontalo terkenal dengan Agropolitan Jagung, namun program pertama dan menjadi andalan kami adalah akan mengembangkan tanaman coklat karena potensi tanaman coklat di Gorontalo cukup menjanjikan. Semoga program ini akan di terima masyarakat di Gorontalo. karena dengan tanaman coklat berarti kita telah memberdayakan para petani di Gorontalo. ,--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar