Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: "LAMAHU " SODORKAN GENERASI ESTAFET GORONTALO BINAAN MATSUSHITA GOBEL INDONESIA
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Rabu, 08 Februari 2012

"LAMAHU " SODORKAN GENERASI ESTAFET GORONTALO BINAAN MATSUSHITA GOBEL INDONESIA


Pertengahan Februari 2011 lalu, digelar sebuah acara bertema Penanda Tanganan MOU (Memorandum of understanding  )  nota   kesepahaman antara YPMG ( Yayasan Matsushita Gobel ) Indonesia dan pemda provinsi Gorontalo   tentang program pelatihan kewirausahaan (P2Kw) bagi  30 orang pemuda asal daerah Gorontalo untuk di didik menjadi peserta calon pengusaha baru. Acara itu bertempat digedung auditorium  YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia  komplek perkantoran ( PMI ) Panasonic Manufacturing Indonesia, Gandaria Jakarta Timur. Di hadiri oleh H.Muhaimin Iskandar , menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, H.Rachmat Gobel direktur utama komisaris Panasonic Gobel Indonesia, H.Tonny Uloly, wakil Gubernur provinsi Gorontalo, Hamim Pou plt. Bupati Bone Bolango,  Ir.Jusman Safii Djamal, selaku Direkrut Utama YPMG yang juga mantan menteri Perhubungan RI dan  sejumlah pejabat executive dari YPMG , pengurus LAMAHU  serta tokoh masyarakat Gorontalo berada di Jakarta.  


H.Rachmat Gobel
Dalam sambutannya  H. Rachmat Gobel mengatakan Panasonic adalah sebuah perusahaan yang tidak hanya mementingkan dan mencari keuntungan semata dan kemudian keuntungan itu akan dibagi - bagi. Tetapi, Panasonic adalah perusahaan yang akan selalu berupaya agar  bermanfaat bagi masyarakat disekitar  bangsa dan negara. Oleh sebab itu, program ini adalah bagian dari kepedulian Panasonic kepada masyarakat, bangsa dan Negara.

            Lebih lanjut kata Dia, Program ini lebih kepada memberikan  kesempatan kepada generasi muda yang akan datang agar  menjadi tenaga produktif di daerah, namun program ini bukan hanya untuk orang Gorontalo semata, tetapi semua anak bangsa akan mendapat kesempatan, hanya karena kebetulan hubungan emosionalnya dengan daerah Gorontalo yang cukup kental maka langkah awal dimulai dari Gorontalo. Para peserta akan di didik selama 1 tahun yang kemudian akan dituntun secara bersama-sama dengan pemda Gorontalo. Tuturnya.

Menanggulangi Jumlah Penggguran
  
Ditempat yang sama Tonny Ulolly wakil gubernur Gorontalo mengatakan Program P2KW adalah gagasan bersama antara pak Rachmat dan dirinya ketika  masih menjadi pengurus KADIN ( Kamar Dagang dan Industri Nasional). Tujuannya ketika itu ingin berbuat sesuatu bagi daerah di Gorontalo. Maka, ketika posisinya telah menjadi wakil gubernur jadi rencana itu direalisasikan.

Kata Tonny,  disamping itu program ini adalah untuk menanggulangi jumlah pengangguran yang mencapai 25 .000 orang dari jumlah penduduk di daerah   Gorontalo, maka  tentu menjadi  tanggung jawab pemerintah daerah. Menurutnya, sebetulnya sesuai keinginan pak Rachmat seharusnya jumlah peserta ikut  dalam  program ini  200 orang, namun setelah di seleksi ternyata hanya 30 orang yang berhasil mengikuti program ini. Demikian kutipan kalimat Tonny

Membantu Pemerintah

                Sementara itu H.Muhaimin Iskandar mengatakan program ini harus diberi apresiasi karena merupakan sebuah terobosan untuk merubah pola pikir masyarakat dari yang sifatnya menerima upah akan menjadi pemberi upah. Persoalan di daerah Gorontalo juga menjadi persoalan pemerintah pusat, maka untuk mengatasinya tentu   harus ada pemikiran yang kreatif     dan inovatif dari masyarakat untuk membantu pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Oleh, sebab itu program tersebut harus dipadukan dengan program KUR ( Kredit Usaha Rakyat )  yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat. Demikian kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi saat itu
             
            Berdasarkan data yang di peroleh tim Media Gorontalo 30 peserta yang ikut program ini antara perwakilan dari Kota Gorontalo,  Kabupaten Gorontalo,  Kab. Bone Bolango,  Kabupaten Pohuwato. yang semuanya berlatar belakang pendidikan  : 12 orang berasal dari SMA, 16 orang dari SMK dan 2 orang mahasiswa, yang sebagian besar  berumur antara 20 - 22 tahun dari keluarga sederhana, petani, nelayan atau pegawai..

Program ini  ditangani langsung oleh YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia, salah satu lembaga khusus menangani pendidikan dan pelatihan kerja di lingkungan perusahaan Panasonic Gobel Indonesia yang didirikan alm.Drs. H.Thayeb Mohamad Gobel dan Konosuke Matsushita asal Jepang pada tahun 1979  silam,

 SETAHUN KEMUDIAN

                Maka setelah setahun kemudian tepatnya 14 Januari 2012, sekalipun pembinaannya di lakukan  pada YPMG,  namun Rachmat Gobel tetap mengatakan bahwa program ini bagian dari program LAMAHU. Hal itu terlihat dalam acara syukuran dan pelepasan peserta  program P2KW itu yang pelaksanaannya di salah satu restoran Plaza Senayan Jakarta Selatan.
Meskipun undangan saat itu terlihat sangat terbatas, namun kehadiran H.Rachmat Gobel didampingi salah satu putranya, dan H. Tonny Uloly,   yang tinggal dalam hitungan waktu menjabat wakil gubernur provinsi Gorontalo, serta kehadiran  jajaran executive YPMG sepertinya memperlihatkan pentingnya acara itu

            Dalam acara itu, Rachmat ( begitulah sapaan akrabnya) ketua pembina LAMAHU, yang di daulat untuk memberikan sambutan menegaskan. sengaja acara ini mengudang pengurus LAMAHU, karena sesuai komitmen bersama bahwa kehadiran organisasi LAMAHU   harus memiliki kepedulian dan  arti untuk  kepentingan rakyat dan daerah di Gorontalo terutama memberikan dukungan kepada pemuda generasi Gorontalo yang akan datang.

Dalam  sambutannya  kali ini Rachmat lebih menggugah dengan memberi semangat dan menekankan pada kesiapan mental para peserta didik  yang telah selesai mengikuti program pendidikan dan pelatihan itu.
           
Kita Tidak  Berevoria

Kata Dia, saat ini kita telah menyaksikan beberapa prestasi pelajar di SMK ( Sekeolah Menengah Kejuruan) di berbagai daerah  memproduksi  mobil, maka kita orang Gorontalo kali ini memproduksi SDM ( Sumber Daya Manusia). Namun kata Rachmat, semoga kita tidak sedang berevoria. Karena apa yang dihasilkan hari ini adalah untuk masa depan kita semua. Melalui program ini, tentu semua berharap bahwa mereka yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan adalah  benar-benar orang yang mampu ikut membangun Gorontalo masa mendatang. Sebab mereka ini adalah generasi muda tongkat estafet masa depan Gorontalo. Tetapi, jangan lupa ! yang harus disiapkan selanjutnya adalah mental menghadapi situasi dilapangan. Sebab, prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Tuturnya.

Merubah Yang Tidak Mungkin jadi Mungkin

Lebih lanjut kata Rachmat, sebetulnya pemberian pendidikan dan pelatihan yang hanya setahun rasanya belum cukup,  karena sesuai pengalaman minimal dibutuh waktu 2 tahun,. Sebab satu tahun itu baru merubah sikap ego,  karakter serta kultur dari yang lama ke yang baru dari masing-masing individu.

Ia, mencontohkan jika mengikuti perjalanan hidupnya, bahwa sejak masih duduk di bangku SMP sudah dikenalkan oleh almarhum ayahnya tentang pabrik, tak ada hari libur seperti yang dinikmati oleh siswa lain.  Saat hari   libur ia harus bekerja mengangkat tas, memasukkan radio bahkan menyapu kantor juga pernah dirasakan. Kendaraan pun harus menggunakan angkutan umum padahal fasilitas kantor banyak yang tersedia.


Tak hanya itu, Rachmat   juga sempat menguraikan perjuangannya ketika di tunjuk oleh presiden SBY untuk menjadi ketua harian pelaksana Sea Games ke 26 tahun lalu, ditengah suara pesimis dan negatif, banyak kawan dekatnya  hampir tak ada yang mau merespon untuk membantunya. Ketuk pintu ke pintu demi suksesnya Sea Games harus dilakukan. Bahkan menjelang hari pelaksanaan banyak yang lepas tangan takut untuk disalahkan. Tapi almadulillah semua itu terlewati dan Sea Games sukses Indonesia juara umum. Artinya,  jika kita melakukan sesuatu dengan niat baik, dan tulus bekerja , maka kita bisa merubah yang tidak mungkin akan jadi mungkin, yang pesimis jadi optimis dan negatif akan menjadi positif. Jadi, intinya kita harus siap dengan proses, dan yakinkan bahwa kita akan mampu menuju sebuah cita-cita  kearah masa depan yang cerah.

Ia,  berharap kepada peserta program P2KW itu, apabila ada yang mencemooh anggap itu hanya sebuah proses, yang penting niatnya tulus serius insyaAllah akan mendapat petunjuk dari Allah SWT. Hilangkan gengsi, jangan takut jika kita ingin berbuat sesuatu yang positif.

Pada akhir kalimatnya Rachmat menginginkan ke depan,  kita harus memberikan kesempatan juga bagi generasi selanjutnya  dari setiap kabupaten hingga kecamatan yang ada di seluruh provinsi Gorontalo untuk dapat mengikuti program ini. Demikian kata Rachmat

Ditempat yang sama, Tonny Ulolly mengatakan hari ini  tinggal beberapa jam lagi ia akan meletakkan jabatan  sebagai wakil gubernur. Tetapi, terlepas dari hal itu, kita harus bersyukur masih memiliki putra daerah yang telah sukses tetapi kepeduliannya begitu besar terhadap masyarakat dan daerah di Gorontalo.

H.Tonny Uloly
Kata Tonny,  saat setelah diangkat menjadi wagub,  pak Rachmat menanyakan kepada dirinya tentang sesuatu yang harus di buat untuk daerah Gorontalo. Lalu,ia ( read Tonny)  menjawab dan menawarkan bahwa kita membuat program mendidik orang Gorontalo, maksudnya mereka di didik sebagai pengusaha agar dapat menciptakan lapangan kerja   sehingga mereka menjadi orang kaya baru di Gorontalo. Sebab saat itu tingkat kemiskinan dan pengangguran di daerah Gorontalo begitu tinggi.    Maka, ketika tawaran itu disambut    dan  pak Rachmat menyatakan kesiapannya, bahkan semua biaya untuk kebutuhan program itu akan di tanggung oleh beliau ( read Rachmat). Tentu baginya, hanya biasa mengatakan ini orang Gorontalo      yang kita butuhkan sebab tidak    semua orang Gorontalo yang sukses dan telah menjadi pengusaha papan atas punya pemikiran dan kepedulian seperti itu. Oleh sebab itu ia berharap bahwa mereka yang telah mengikuti program ini, akan menjadi generasi Rachmat Gobel selanjutnya di Gorontalo  dan jangan menjadi pegawai negeri.Tuturnya.

Gorontalo Incorporated

Tonny juga menambahkan, belum lama ini presiden SBY ingin menggalakkan program berkonsep Indonesia Incorporated. Sebetulnya program itu telah dicanangkan bersama pak Rachmat ketika 7 bulan setelah ia diangkat menjadi wagub. ia dan pak Rachmat ingin membuat konsep “ Gorontalo Incorporated ”, dalam segala hal . Jadi kalau SBY baru bersuara saat ini, maka kami di Gorontalo telah bersuara lebih awal tentang program itu. Demikian kata Tonny.

Sementara itu ditempat yang sama, Agung Mozin, Sekjen LAMAHU mengatakan, bersyukur  bahwa mereka  ikut mengikuti pendidikan dan pelatihan adalah anak Gorontalo. Sebab kalau anak daerah lain tentu tidak akan mendapat kesempatan dan fasilitas seperti ini .

Agung, juga berterima kasih ke pak Rachmat karena selalu memberikan dukungan terhadap program LAMAHU, dan memiliki perhatian yang lebih terhadap rakyat di Gorontalo, khususnya melalui program ini.  Sebab, jika tidak melakukan hal-hal seperti ini maka artinya Rachmat sepertinya orang Gorontalo yang kaya tapi tidak bermanfaat untuk orang Gorontalo.

Agung.Mozin
 Kata  Agung, kedepan Indonesia akan dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kapasitas lebih dalam bidang usaha. Oleh sebab itu,  bagi generasi muda yang telah mengikuti program ini,  dan ketika akan kembali  ke Gorontalo,  Agung berharap kalau bisa jangan pernah bermimpi untuk menjadi pegawai negeri. Ia, mencontohkan  sosok wakil gubernur, bahwa kehadirannya saat menjadi wakil gubernur, karena ia ( read Tonny)    mampu membiayai hidupnya dan orang lain. Jadi, program ini adalah cita-cita semua pemimpin di Gorontalo untuk menjadikan generasi muda  masa yang akan datang khususnya  menjadi orang kaya, dan ini langkah awal.

Kata Agung Insya Allah, sesuai keinginan pak Rachmat  kedepan akan menginginkan lagi program ini bagi generasi selanjutnta, maka insya Allah, LAMAHU akan mendorong agar generasi selanjutnya akan mendapat kesempatan yang sama. Demikian Kata Agung.

Sementara itu komentar dan harapan pun tidak ketinggalan dari mereka yang konsen pada program itu..

Alvi MS.
Alviana MS Tjokro. Direktur executif YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) Indonesia  mengatakan bagi YPMG generasi muda yang ikut program P2KW itu merupakan peserta gelombang kedua, sebab sebelum program P2KW ini, YPMG juga telah memfasilitasi khusus 25 pelajar SMK dari Gorontalo yang mengikuti program pelatihan kerja selama 3 bulan pada 2010 lalu.  Tujuan  Pelatihan kerja saat itu, adalah membangun kompotensi pekerja global dan akfititas latih kerja  di industri.   Namun, harus diakui bahwa khusus untuk P2KW merupakan program pertama dari YPMG, tapi bukan berarti program P2KW ini sebagai langkah uji coba.
            Menurutnya, misi dari YPMG adalah mencerdaskan dan mensejahterahkan rakyat Indonesia, maka program ini tentu sangat relevan dengan misi tersebut. Program ini  adalah Plant Project YPMG  dan akan berkesinambungan hingga generasi selanjutnya. Tujuannya akan memberikan kesempatan kepada generasi muda di seluruh Indonesia agar menjadi manusia Indoensia yang handal . diimasa mendatang. Maka, atas permintaan pak Rachmat sebagai langkah awal  diambillah generasi muda dari  Gorontalo.

Ketika ditanya  jumlah peserta P2KW pada awalnya  30 orang, tetapi yang berhasil menyelesaikan tugas tinggal 25 orang.

Kata Alvi ( sapaan dekatnya), itu harus dikembalikan pada kesiapan mental masing-masing individu mereka. Sebab, mungkin yang mereka khayalkan saat masih berada di daerah berbeda dengan yang dirasakan saat mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Lalu ditanya lagi,  apakah ada jaminan bahwa mereka yang berhasil mengikuti pendidikan dan pelatihan itu akan mampu memenuhi harapan kita?
Kata Dia, hal itu tergantung manusianya dan dukungan semua komponen dan elemen  di Gorontalo, seperti pemerintah, dan masyarakat di sekitar. Oleh sebab itu, program tersebut YPMG , bekerja sama dengan pemda setempat serta beberapa pengusaha, tujuannya agar ada yang mengawal mereka setelah selesai menerima pendidikan dan pelatihan. Harus di ingat !  YPMG hanya sebatas mendidik  dan membentuk manusia. Tetapi, bukan berarti setelah di YPMG selesai urusannya, karena berbicara pendidikan dan membentuk, mengubah karakter orang  harus ada kesinambungannya. Tuturnya

YPMG telah berusaha mendidik peserta P2KW  tentang “ Budaya Kerja Industri”. dalam artian yang lebih luasdan berdasarkan pengamatan kami, mereka telah siap untuk mengelolah semua bisnis industri. Makanya tidak perlu kaget   jika mereka akan mengembangkan tanaman coklat, karena seperti telah dikatakan tadi, bahwa YPMG mendidik dan melatih mereka tentang budaya kerja industri. Meskipun demikian YPMG, tetap berharap mereka tetap semangat dan harus ada dukungan semua pihak di Gorontalo . Demikian kata Alvi

Eddy B.
Eddy Boekoesoe, koordinator program P2KW, mereka kembali ke Gorontalo bukan untuk meminta. Tetapi akan memberi dan telah memiliki misi dengan konsep yang  jelas yaitu akan membuka   usaha  yang tujuannya  memberdayakan masyarakat di sekitar. Jadi  tekad    yang mereka bawa ke Gorontalo adalah  Give…give…..give…..and give….
Kata Dia, Anda harus ingat bahwa kalau kita akan memberikan yang terbaik untuk orang lain pasti orang itu   akan senang dengan kita. Tetapi       begitu juga sebaliknya. Namun, meskipun mereka sudah merasa siap tetap akan di tuntun, di arahkan dan sebagainya.

Ia, menambahkan, Koperasi yang akan di bentuk untuk mereka   hanyalah sebagai wadah agar mereka tidak terpencar dan tetap menjadi satu visi dan misi

Ketika di tanya, dalam pemikiran masyarakat awam, bahwa keluaran didikan Panasonic ( YPMG) seharusnya menjadi tenaga ahli dalam bidang industri barang elektronic, tetapi mengapa kelompok P2 KW ini diarahkan ke bidang pertanian?

Ia, menegaskan, anda jangan keliru. peserta P2 KW di bina dengan keahlian berindustri. Jadi tak ada bedanya dengan industri barang elektronik dengan industri pertanian.
Harus digaris bawahi, bahwa yang di bina bukan produk tetapi keahlian manusianya. Jadi, relevansinya adalah, sikap mereka dalam berindustri yang modern. Perlu dipaham,  ciri - ciri usaha yang modern itu  selalu menggunakan   SOP( Standard Operating Procedure) dan apabila keluar dari SOP maka tidak jalan. Jadi, kalau mereka memilih tanaman coklat sebagai langkah awal, hal  itu karena mereka ingin mengembangkan yang ada SOP tersebut. Sebab, mereka telah ditanamkan pentingnya  SOP dalam sebuah bisnis maupun pekerjaan lain.
Contoh, mau buat mobil, ngelas, cat, semuanya menggunakan SOP, kecuali  masih menggunakan cara tradisional. Demikian kata pak Eddy

H. Gerhan R
H. Gerhan Razak, Bendahara Umum HIPMI ( Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ) di provinsi Gorontalo. mengatakan  berharap generasi muda yang telah selesai mengikuti  program  pelatihan  kewirausahaan , setelah di Gorontalo tetap memiliki semangat sesuai komitmen  saat mereka di Jakarta. Keberhasilan mereka mengikuti program ini semoga tidak hanya menjadi sebuah catatan sejarah pribadi mereka artinya dalam riwayat hidup mereka pernah mengikuti pendidikan di Panasonic, dan perlu tekad dan semangat yang konsisten.Ujarnya.
Oleh sebab itu, setelah mereka tiba  di Gorontalo akan ia koordinasikan dengan rekan - rekan pengurus HIPMI di Gorontalo, artinya bersama untuk merealisasikan apa yang terlintas dalam gagasan mereka. Tuturnya.
            Menurutnya, meskipun belum lama menjadi pengurus HIPMI Gorontalo, namun telah mengevaluasi berbagai program yang belum sempat direalisasikan. Harus diakui, banyak potensi SDA ( Sumber Daya Alam ) yang bisa di garap di Gorontalo, seperti lahan yang tidak di manfaatkan, alasannya karena aliran air yang tidak efektif dan lain sebagainya, maka inilah menjadi konsen HIPMI Gorontalo.

Kata Dia, jika generasi muda ini memiliki gagasan dengan konsep mengembangkan lewat budi daya tanaman coklat, kita tinggal mendorong mereka. Jadi, insya Allah jika Gorontalo terkenal dengan Jagung, dengan  gagasan generasi mudah ini menjadi hasil pertanian alternatif di Gorontalo. Namun demikian ia berharap pemerintahan baru di Gorontalo tetap memberi suport kepada mereka.
Ia, menambahkan soal HIPMI, jelas tidak lepas dari konsep bisnis, tetapi tentu harus memikirkan kemanfaatan untuk rakyat dan daerah Gorontalo. Oleh sebab itu segala sesuatu harus kami melalui koordinasikan dengan pemerintah setempat. Demikian Kata Gerhan   

Ronal N
Ronal Nur, Ketua kelompok P2KW, dalam komentarnya, tiga bulan pertama kami  di godok untuk  mengenal prinsip dan menejemen Panasonic, terus terang saat itu,    kami seperti merasakan dalam sebuah neraka. Sebab kami orang tradisional yang tidak mengenal didikan seperti telah di lalui. Tetapi    lama kelamaan, semakin jauh            dan kami berusaha nikmati  pendidikan itu, ternyata kami telah hijrah dari yang tradisional menjadi yang modern. artinya, membuat orangnya dulu baru  produknya. Insya Allah kami akan siap hadapi proses yang harus di lalui ketika akan                tiba  di Gorontalo. Tuturnya.

Kata Dia, langkah awal yang akan dilakukan di Gorontalo, adalah membentuk organisasi usaha         yang berwatak sosial, yaitu  Koperasi. Koperasi ini menjadi wadah khusus kelompok P2kW yang jumlahnya      25 orang ini agar tidak terpecah. Melalui Koperasi itu, insya Allah    setiap orang akan mengembangkan usaha melalui unit - unit sesuai baru keinginan  namun tetap tekontrol. Sebab, kami telah di godok tentang berbagai macam teori dan praktek tentang budaya kerja. Oleh sebab itu maka di Gorontalo,  tinggal pratek lapangan. Insya Allah kami akan bermanfaat untuk para petani dan semua masyarakat di Gorontalo.

Theresanita W
Thersanita Walangadi,  alumni  SMK 1 Kota Gorontalo, Terus terang pertama kami datang ke Panasonic, tidak mengerti apa - apa dan hanya bermodalkan ilmu yang di dapat dari sekolah. Namun, syukur Alhamdullillah ketika dapat kesempat  mengikuti program pelatihan ini    begitu banyak pengetahuan yang diterima.

Kata Dia, memang, pada awalnya kami  menyangka hanya akan dikenalkan tentang sejarah YPMG ( Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel ) dan perusahaan Panasonic. Tetapi secara bertahap kami sudah di godok soal displin yang tinggi,  bagaimana kita hidup harus memiliki komitmen, mengatur cara hidup kita,  agar  bisa hidup bermanfaat untuk orang banyak serta dibekali cara mengatur dan mengelola menejemen pada sebuah perusahaan yang besar atau ketika kita akan membuat  suatu usaha sendiri. Intinya, dari yang tidak mengerti apa - apa sekarang sudah memiliki dasar pandangan hidup kedepan. Tuturnya.

Menurutnya, setelah dari Jakarta kami akan kembali ke Gorontalo, mendirikan sebuah koperasi . Meskipun Gorontalo terkenal dengan Agropolitan Jagung, namun  program pertama dan menjadi andalan kami adalah akan mengembangkan tanaman coklat karena potensi tanaman coklat di Gorontalo cukup menjanjikan.  Semoga program ini akan di terima masyarakat di Gorontalo. karena dengan tanaman coklat berarti kita telah memberdayakan para petani di Gorontalo. ,--

Tidak ada komentar: