Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Selamat Datang di Ruang Informasi Masyarakat Gorontalo JABODETABEK Media Gorontalo: GORONTALO TERMISKIN NO. 3 DI INDONESIA, SIAPA YANG SALAH ?
Mohon Maaf Jika Tampilan Blog Tidak Memuaskan Anda

Rabu, 25 Mei 2011

GORONTALO TERMISKIN NO. 3 DI INDONESIA, SIAPA YANG SALAH ?


DR. H Gusnar Ismali
Ditengah memanasnya konstelasi politik didaerah Gorontalo  dalam rangka menyambut pesta demokrasi pemilihan calon kepala daerah Gubernur dan wakil provinsi Gorontalo periode tahun 2012 - 2017, maka ruang, waktu, tempat dan segala bentuk pertemuan baik bersifat formal atau nonformal yang berskala besar ataupun kecil, menjadi moment tak bisa disia-siakan oleh para calon kanditat yang akan ikut mencalon  diri dalam perhelatan pesta demokrasi tersebut, Profil calon kandidat, prestasi, suara visi dan misi , konsep, tantangan serta cara menjalankan dan mengatasi pemerintahan masa yang akan datang khususnya di daerah  provinsi, tentu bukan hal yang sulit untuk didengarkan . Hal ini terlihat ketika Gubernur provinsi Gorontalo H. Gusnar Ismail, saat menghadiri sekaligus membuka kongres yang digelar oleh perkumpulan organisasi Masyarakat Gorontalo Rantau tersebar di seluruh Indonesia pada tanggal 14 – 15 Mei 2011 bertempat di ruang Gambir I lantai 2 Hotel Grand Cempaka. Jakarta pusat .
Meskipun kongres yang digelar hanya mempunyai kesempatan  waktu 2 hari dengan jam agenda yang padat  untuk pembahasan program kerja  organisasi masa yang akan datang, maka tidak berlebihan dapat dikatakan bahwa ternyata kongres tersebut sepertinya telah membuka mata, telinga, perasaan , fikiran bagi seluruh warga Gorontalo yang berada di perantauan dan tersebar di seluruh wilayah tanah air, bahwa daerah Gorontalo tidak sesuai dengan propaganda yang telah dihembuskan. Pasalnya, dengan kongres tersebut terungkap bahwa hingga tahun 2011 daerah Gorontalo masih berstatus daerah termiskin nomor 3  diantara  semua daerah  yang berada diseluruh Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur provinsi Gorontalo ketika memberikan sambutan didepan peserta  kongres serta Tokoh masyarakat Gorontalo dan undangan yang hadir sekitar 150 orang termasuk warga Gorontalo yang tinggal disekitar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi maupun yang datang dari Kota Bandung.
     DR.Ir.H.Gusnar Ismail, MM. begitulah nama lengkapnya, ketika dalam sambutannya yang mengatakan diumur 10 tahun daerah Gorontalo,  telah berada pada 2 Pusaran yang tidak bisa melepaskan diri dan harus berhadapan dengan 2 pilihan, dan jika bisa ditata dengan baik  maka insya Allah daerah Gorontalo akan maju, tetapi jika tergilas dengan pusaran tersebut maka Gorontalo hanya menjadi sebuah cerita. Menurutnya,  penggunaan kata Pusaran tersebut,  sebab dalam termonologi bahasa Indonesia Pusaran adalah sebuah gerakan yang tidak pernah berhenti,  namun akan tetap berinteraksi terus dengan semua yang ada disekitarnya,  Pusaran ini, bisa berubah membentuk sesuatu yang positif, dan bisa juga menjadi negatif. tuturnya
            Ia menguraikan, memperhatikan kalimat Pusaran itu, maka kita tidak bisa menghindar dari kompetisi antar daerah, sebab diera otonomi saat ini, masing – masing daerah ingin eksis termasuk daerah Gorontalo sendiri. Maka, 2 Pusaran yang selalu mengintai, dan kita berada ditengah Pusaran itu adalah sebagai berikut: 

  1.  Kompetisi secara nasional artinya antara 
            provinsi akan selalu berkompetisi.
 
        2. Tarikan dan tekanan global, yang jika tanpa  memiliki kesiapan,
             maka tidak akan menjadi terdepan. 
        Oleh sebab itu, kata pak Gusnar ( panggilan akrabnya) jika provinsi Gorontalo tetap eksis dan kita ingin tetap berperan didalamnya,  maka tidak ada pilihan selain kata harus berani berkompetisi secara nasional dan siap bersaing memposisikan diri dengan tepat diera Global, karena keterkaitan interkoneksi antara negara yang ada disekitar harus kita siap untuk menghadapinya. Akan tetapi, kita harus tetap mengukur kemampuan diri yaitu apa yang menjadi masalah pada daerah kita. tuturnya
Masih dengan pak Gusnar, perkembangan daerah Gorontalo hingga saat ini,  rata – rata baik secara nasional. Sebab pertumbuhan ekonomi di daerah Gorontalo berada diatas rata-rata secara nasional,  Menurutnya, jika pertumbuhan ekonomi nasional  hanya 6.4 persen, maka daerah Gorontalo berada pada hingga tingkat 7.7 persen. Trend pendapatan perkapita penduduk, ketika pada saat umur 3 tahun setelah menjadi provinsi, maka pendapatan perkapita daerah Gorontalo hanya Rp 1,3 juta pertahun,  tetapi kini Alhamdulillah telah meningkat pendapatan perkapitanya menjadi Rp. 3.4 Juta pertahun dengan jumlah penduduk I juta jiwa lebih. Sedangkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) seperti pendidikan, kesehatan termasuk pendapatan perkapita, daerah Gorontalo berada pada tingkat kelompok ke 13 diantara semua provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks pembangunan Manusia ( IPM ) yang baik diatas rata-rata nasional. Jadi, dari jumlah 33 provinsi diseluruh Indonesia, maka Gorontalo berada pada tingkat yang ke 13 IPMnya baik. dan perkembangan lain adalah tumbuhnya produksi pertanian, dan sektor perikanan. Kemudian berdasarkan penilaian Kementrian Dalam Negeri yang menilai terhadap daerah-daerah otonom hasil pemekaran sejak tahun 1999 hingga 2009, bahwa provinsi Gorontalo termasuk no 10 ke 2 dari 7 provinsi yang penyelenggaraan pemerintahannya dianggap baik. Tentu, hal ini sangat menggembirakan dan menjadi modal bagi kita. Tuturnya.
           Lebih lanjut Ia mengatakan, Tetapi, masaalahnya adalah berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik ( BPS) nasional ternyata daerah Gorontalo menempati rengking ke 31 dari jumlah provinsi yang ada diseluruh Indonesia,  yaitu  memiliki  jumlah penduduk miskin terbanyak.  jika kita balik susunan urutannya daerah Gorontalo nomor 3 termiskin setelah Papua dan NTT( Nusa Tenggara Timur ) Namun,  karena kita memiliki komitmen yang tinggi untuk membangun daerah, kita tidak perlu berkecil hati dan inilah menjadi tanggung jawab pemerintah termasuk KKIG untuk bersama-sama mengatasi masaalah ini. Tutur pa Gusnar (sapaan dekatnya) 
Ia menegaskan, sengaja dibuka masaalah ini didepan peserta kongres dan para undangan yang hadir, agar tidak ditutup – tutupi seperti dengan pidato, wacana, serta dengan segala macam kamuflase bahwa daerah kita adalah sebuah daerah yang sudah tidak miskin. Pemerintah telah berusaha membangun, dan menurunkan angka kemiskinan,  tetapi persoalan kemiskinan yang ada di daerah Gorontalo bukan hal yang gampang untuk dituntaskan, Sebab, kemiskinan di daerah Gorontalo adalah warisan sebelum Gorontalo  menjadi daerah otonom, karena sebelum menjadi provinsi angka kemiskinan di Gorontalo mencapai 34 persen, dan jumlah kemiskinan tersebut  tidak bisa dibantah oleh pemerintah pusat maupun pemerintah di Sulawesi Utara pada saat, oleh sebab itu wajar kita menjadi daerah otonom, karena daerah Gorontalo tingkat kemiskinannya sangat tinggi saat itu. Tetapi alhamdulillah hingga saat ini berdasarkan penilaian statistik maka angka kemiskinan sudah menurun hingga 23 persen. Demikian bagian kutipan kalimat Gubernur provinsi Gorontalo. 
Kalimat termiskin no 3 di Indonesia yang disuarakan pak Gusnar  dalam sambutan tersebut , tentu mengagetkan,  mencengangkan,  bertanya seribu bahasa,  antara percaya atau tidak bagi peserta kongres,  para yang undangan hadir,  dan kita semua  warga Gorontalo perantau,  Sebab disisi lain ada pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan tetapi statusnya termiskin no.3 di Indonesia. Sehingga sambutan Gubernur menjadi sorotan khusus para peserta kongres. dan berdasarkan hasil pantauan Media Gorontalo, Meski sambutan Gubernur tidak dimasukkan dalam agenda acara kongres, namun tidak bisa dihindari bahwa para peserta kongres tetap menyoroti lewat pandangan umum program kerja organisasi yang disampaikan melalui perwakilan dari masing-masing daerah
Maka inilah petikan dari suara warga Gorontalo yang hadir dalam kongres tersebut.

KKIG Sorong
Ir.Muzna A.A Gafur. KKIG Sorong, jika kita mendengar pernyataan Gubernur Gorontalo tentang kemiskinan, siapapun orang Gorontalo yang berada diluar daerah Gorontalo, tentu merasa prihatin dan miris untuk mendengarnya, sebab selama ini daerah Gorontalo terkesan telah maju dengan hasil pertaniannya yaitu Jagung, namun ternyata termiskin di Indonesia. Jika data yang disampaikan pak Gibernur tersebut benar maka, tidak ada pilihan pemerintah Gorontalo harus mau dan bijak untuk membuka diri dan mau bekerjasama mengsinergikan potensi yang ada pada masyarakat Gorontalo diperantauan, bekerja sama bukan berarti membatasi hak pemerintah tetapi bagaimana kita secara bersama melawan dan menuntaskan dan menurunkan angka kemiskinan tersebut. 
         Menurutnya , jika saat ini pak Gubernur bersuara kepada KKIG tentang kemiskinan, maka ketika KKIG akan bersuara harus dipertimbangkan sebagai masukkan untuk pemerintah, supaya ada keseimbangan dan semangat masyarakat Gorontalo rantau untuk bekerja sama membangun daerahnya. Semoga dengan adanya kongres ini semua potensi yang ada pada masyarakat Gorontalo rantau dapat terpantau dan dihimpun untuk menjadi kekuatan dalam mencarikan jalan keluar mengatasi masaalah kemiskinan yang ada di Gorontalo. Tutur Ibu Muzna Kepala Suku KKIG di Sorong ( sapaan akrab saat kongres )

Ir. Hamid Dude
Ir. Hamid Dude, KKIG Lampung, apa yang disampaikan oleh Gubernur telah membuktikan bahwa ada kebohongan kepada publik artinya pejabat dari daerah Gorontalo banyak yang hanya menyampaikan sesuatu yang tidak benar kepada masyarakat. Contoh Gorontalo yang selama mengklaim sebagai penghasil Jagung terbesar, ternyata nihil. Jagung tersebut, adalah milik daerah lain yang kemudian distempel menjadi hasil dari Gorontalo. Pejabat di Gorontalo terkesan hanya mengutamakan kepentingan pribadinya, apalagi dalam menuju PILKADA Gorontalo tahun ini,   ada beberapa pejabat di Gorontalo yang belum habis masa jabatannya sebagai kepala daerah kemudian mencalonkan lagi pada jabatan yang lebih tinggi, Ini sebuah contoh yang tidak mendidik kepada generasi muda di Gorontalo. Jadi, kelihatannya banyak pejabat yang haus jabatan. Artinya belum memperlihatkan tanggung jawab kerjaannya sudah melirik jabatan lain. Ini kan pembohongan, mana janji mereka  saat berkampanye? Tugas mereka kan 5 tahun bukan 2 tahun. Tutur pak Hamid (panggilan dekatnya)
Lebih lanjut Ia mengatakan pejabat di Gorontalo harus lebih arif dan bijaksana, artinya berikan informasi yang transparan dan benar terhadap masyarakat jangan ada yang disembunyikan Katakan Yang Benar Jika Benar dan itu lebih mulia. Artinya jika BPS ( Badan Pusat Statistik ) merilis Gorontalo berada dalam posisi urutan ke 31 diantara 33 provinsi termiskin penduduknya, maka harus disampaikan kepada masyarakat berarti ada sesuatu yang salah. Jangan justru menyampaikan informasi yang kontradiksi dan berbicara angka pertumbuhan ekonomi secara nasional. Ini seakan ada kamuflase, Jadi harus diakui ada masalaah,  dan harus bijak meminta kepada seluruh elemen masyarakat Gorontalo untuk ikut menyelesaikannya. kata pak Hamid sapaam dekatnya
        Ia. menambahkan, Nah, Sekarang suka tidak suka masalaah kemiskinan di daerah Gorontalo sudah dilemparkan oleh Gubernur didepan peserta kongres KKIG, Jadi KKIG harus berbuat sesuatu, berbuat sesuatu bukan berarti melabrak tatanan organisasi dan UU, tetapi bagaimana menyentuh masyarakat di Gorontalo agar jangan terpedaya dengan para pejabat di Gorontalo  yang haus jabatan. serta senang  dengan  hanya memberi informasi angin segar. Demikian ucapnya. 
 
Farouk Sunge
Farouk Sunge, HWG ( Himpunan Warga Gorontalo) Jawa Barat, pernyataan Gubernur tentang kemiskinan di Gorontalo memang sangat memprihatinkan tetapi harus digaris bawahi,  apakah pernyataan Gubernur dalam melempar isyu kemiskinan tersebut ikhlas, dan KKIG harus waspada, artinya jangan ketika KKIG atau elemen masyarakat Gorontalo lain merespon pernyataan Gubernur, tapi ada resistensi dari kalangan pemerintah itu sendiri. Oleh sebab itu, tidak jalan  kecuali melalui KKIG , pemerintah di daerah Gorontalo harus bersama dengan legowo dan berkomitmen untuk  menjadikan potensi SDM  masyarakat Gorontalo yang ada di luar daerah Gorontalo dan notabene berprestasi, diajak kerja sama dan mengawal pemerintahan yang baik demi pemberantasan kemiskinan dan kemajuan daerah Gorontalo secara merata. Tutur pak Faruk ( panggilan dekat)

        Lebih lanjut ia mengatakan, sekarang daerah Gorontalo di promosikan daerah Jagung, lantas mana jagungnya? Nihil. Oleh sebab kalau ingin konsisten dengan hasil Jagung maka beri petani dengan tanaman Jagung dan perlihatkan kepada Dunia bahwa Gorontalo adalah hamparan Jagung. Jangan hanya menjadi hamparan tanah petani yang kosong. Kemudian sektor Perikanan itu yang harus menjadi konsentrasi sebab pada sektor nelayan inilah ada harapan untuk pembangunan daerah dan masyarakat. Demikian kilasnya.

Abd. Harris Koni
Abd. Harris Koni, SPd. MSi.  KKIG Parigi Moutong, Kemiskinan yang diutarakan pak Gubernur memang memprihatinkan warga Gorontalo, tetapi kita tetap konsentrasi dan memperkuat  organisasi KKIG, khusus soal kemiskinan di Gorontalo, maka perlu para tokoh masyarakat termasuk kita dari KKIG harus mendorong agar pendidikan di daerah Gorontalo tetap menjadi skala prioritas, karena kemiskinan tidak bisa dilepaskan dengan kebodohan, oleh sebab itu KKIG perlu membuat program tujuannya membantu mengatasi kemiskinan dengan cara peningkatan pendidikan di daerah Gorontalo. Kata pak Haris

Drs. Lamansu L
Lamansu Lahurun, mantan sekjend KKIG Tinelo Jakarta, mengatakan kemiskinan yang  disampaikan oleh Gubernur memang sangat mengherankan, sebab selama ini berbagai informasi beredar baik di pusat atau daerah yang menyatakan bahwa daerah Gorontalo sudah maju dengan pertumbuhan ekonomi sangat pesat, namun jika output akhir berstatus termiskin nomor 3 di Indonesia, yah.. akan menjadi sebuah pertanyaan juga,  dan apa yang disampaikan oleh pak Gubernur, harus dpelajari secara menyeluruh sebab yang  menentukan indikator maju atau tidak, tentu ada proses segmental artinya dharus melihat dari proses awal dengan grafik segmen demi segmen bidang mana yang mengalami pertumbuhan dan mana yang tidak,  sehingga akan menemukan output akhir. Kata pak Lamansu
         Menurutnya, moment kongres ini adalah bentuk wujud dan rasa tanggung jawab dari pada segenap potensi masyarakat Gorontalo rantau yang tersebar diseluruh Indonesia. Sebetulnya, kemajuan di daerah Gorontalo tergantung kemajuan SDM ( Sumber Daya Manusia) dan perlu di ketahui, potensi SDM  yang paling besar berada diluar daerah Gorontalo, oleh sebab itu dengan konsep sinergitas yang ada dalam kongres ini, kita akan bersama membantu pemerintah di Gorontalo untuk mencapai kesejahteraan yang diinginkan masyarakat di Gorontalo. Jadi, Tidak ada kata terlambat dari seorang Gubernur untuk melemparkan masaalah yang dihadapi daerah Gorontalo. apalagi disampaikan saat para tokoh, intelektual dan masyarakat Gorontalo sedang berkumpul dan melakukan kongres. Sebab ada filosofi yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan dapat melihat sebuah gambar dirinya  secara utuh jika orang tersebut berada dalam dibingkainya, dan jika orang tersebut ingin melihat gambar yang utuh, maka harus keluar dulu dari bingkainya. Maka dengan demikian peranan orang Gorontalo yang merantau sangat strategis untuk lebih mendorong kemajuan daerahnya. KKIG sudah mengajak untuk berfikir maju, jadi kalau kita mau berfikir maju tidak ada lain selain kata bersatu dan bersinergitas untuk memanfaatkan potensi SDM demi sebuah harapan masyarakat dan daerah Gorontalo. Kata pak Lamansu panggilan dekatnya

Rektor UNG
Dr.Syamsu Qamar Badu, MPd  Rektor Universitas Gorontalo, ketika hadir dalam penutupan Kongres tanggal 15 Mei 2011 puku 24. 15 WIB dan dimintai komentarnya tentang Kemiskinan yang dilemparkan oleh Gubernur provinsi Gorontalo kepada peserta kongres, Ia mengatakan jika benar pernyataan Gubernur tentang kemiskinan, maka seharusnya  menjadi sebuah motivasi untuk melibatkan banyak orang dan kita harus bersatu termasuk mahasiswa.. Kemiskinan ada keterkaitan dengan  berbagai macam faktor diantaranya masalah pendidikan, ekonomi lemah dan sebagainya, tetapi yang harus diutamakan kedepan adalah Konsep Pemberdayaan, sebab selama ini masyarakat hanya disuap, kalau konsepnya hanya disuap, maka masyarakat di Gorontalo tetap miskin. Jadi, masyarakat di daerah Gorontalo jangan hanya diberi ikan tetapi harus diberi kailnya dan itulah Konsep Pemberdayaan. Dengan konsep ini insya Allah pada suatu saat masyarakat di Gorontalo akan membangun dirinya sendiri. Kata pak Syamsu ( panggilan dekatnya )

Ia menambahkan, Universitas dan Perguruan Tinggi di daerah Gorontalo, sudah berperan meskipun harus lebih ditingkatkan. Oleh sebab itu, seperti yang saya katakan harapan kedepan,  kedua lembaga pendidikan ini harus mendapat porsi yang lebih besar demi pembangunan di daerah. Perguruan tinggi di daerah Gorontalo sudah cukup banyak dan jika diberi peran yang lebih besar maka akan memberikan kontribusi akselerasi pembangunan di Gorontalo. Jumlah dosen di Universitas Negeri Gorontalo telah mencapai 700 orang  yang rata - rata S2 dan S3 dengan jumlah Mahasiswa 20.000 orang. Jadi. Kalau ditotalkan maka mencapai 20.700 orang dan mereka inilah yang  menjadi agen pembaharu apabila dapat dilibatkan dalam pembangunan di Gorontalo. Jadi apapun proyeknya, konsepnya kalau masih sifatnya disuap atau dibantu terus dan jika bantuannya habis maka akan kembali tetap miskin. Masaalah kemiskinan harus dilawan secara bersatu bukan dilawan hanya oleh satu pihak saja. Demikian kata pak Syamsu.

Ir. Lucky H
Sebelumnya Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal ( PDT) RI telah mengatakan bahwa 4 kabupaten yang terdapat di daerah Gorontalo berstatus daerah tertinggal dan sangat tertinggal. Hal tersebut terungkap ketika  pejabat ditemui digedung Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal ( PDT ) Jakarta Pusat

 Ir. Lucky Harri Korah MSi, begitulah nama lengkapnya dengan jabatan sekertaris Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal ( PDT ) ketika ditemui  di ruang kerjanya di Jakarta,  mengatakan dalam program Rencana Pembangunan Jangka Mengengah (RPJM) Nasional pemerintahan presiden SBY melalui kabinet Indonesia bersatu (KIB) jilid 1 periode tahun 2004-2009, menilai  seluruh kabupaten yang berada di provinsi Gorontalo ditetapkan dalam kategori berstatus daerah tertinggal kecuali ibu kota provinsi Gorontalo. Menurutnya, yang masuk dalam kategori daerah tertinggal  tersebut masing-masing 4 kabupaten diantaranya Bone Bolango, Pahuwato, Boalemo.dan kabupaten Gorontalo, kemudian setelah terbentuk Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 maka, pada tahun 2010 semua kabupaten yang masuk dalam kategori daerah tertinggal dan sangat tertinggal tersebut dievaluasi kembali,  dari hasil evaluasi, terdapat ada beberapa kabupaten mengalami perubahan yang signifikan termasuk kabupaten Gorontalo, dan Boalemo. Namun,  meskipun kabupaten Gorontalo dan kabupaten Boalemo telah mengalami peningkatan,  tetap masih dalam pantauan pihak Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, tujuannya untuk menjaga agar 2 kabupaten ini, tidak turun kembali menjadi masuk dalam ketegori daerah tertinggal. Tutur pak Lucky ( sapaan dekatnya )

        Lebih lanjut .kata pak Lucky,  kemudian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 sekarang (setelah tahun 2009) ,  menetapkan kembali daerah yang masih masuk dalam ketegori daerah tertinggal dan khususnya yang berada di Gorontalo yaitu Kabupaten Pohutawo, Kabupaten Bone Bolango, serta Kabupaten Gorontalo Utara,  dan masuknya nama kabupaten Gorontalo Utara dalam ketegori  daerah tertinggal, karena kabupaten Gorontalo Utara (GORUT) tersebut baru menjadi daerah otonomi yang ada di provinsi Gorontalo.  Mudah-mudahan  semua kabupaten di provinsi  Gorontalo  yang masih masuk dalam ketegori  daerah tertinggal hingga tahun 2014, akan lepas dari daerah kategori tersebut. Tetapi, semua tergantung dari aparatur dan masyarakat  di daerah tersebut, karena lepas tidaknya suatu daerah  dari kategori status daerah tertinggal  harus didukung oleh SDM aparatur dan masyarakatnya sendiri. Demikian kata pak Lucky panggilan akrab
M.Zuhri Bahri
Masih di gedung yang sama tepatnya diruang Humas Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) M.Zuhri Bahri (begitulah nama lengkapnya) kepala bagian Humas ketika ditemui saat itu mengatakan bahwa saat Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 1 menilai kabupaten  yang masuk  kategori berstatus daerah tetinggal dan sangat tertinggal diseluruh Indonesia berjumlah 199 kabupaten termasuk  4 kabupaten  yang ada di provinsi Gorontalo seperti Bone Bolango, Pahuwato, Boalemo.dan kabupaten Gorontalo. dengan status masuk kategori daerah tertinggal dan paling tertinggal. Menurutnya, Kriteria penetapan daerah tertinggal adalah hasil olahan atas dasar Data Potensi Desa tahun 2003, dan hasil Survei  Sosial Ekonomi Naional (SUSENAS), dan data Keuangan kabupaten tahun 2004 serta  data dari Dapartemen Keuangan.  
      Lebih lanjut kata pak Zuhri, (panggilan akrabnya) Indikasi dan faktor penyebab terjadinya yang dikategorikan menjadi daerah tertinggal dan paling tertinggal, memiliki 6 (enam) dasar kreteria sepert : Perekonomian  masyarakat, SDM ( Sumber Daya Manusia),  Prasarana (Infrastuktur ), Kemampuan keuangan lokal (cekal  fiskal ) aksesbiltas dan karakteristik  daerah. Juga disebabkan, tingkat pendidikan,  pengetahuan dan keterampilan relative sangat rendah,  juga karena tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Sarana dan prasarana alat komunikasi,  transportasi,  air bersih, irigasi, dan pelayanan lainnya kurang memadai. Sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan. Juga akibat kebijakan yang tidak tepat atau kebijakan yang kurang memihak kepada daerah yang tertinggal tersebut, selain itu karena kesalahan pendekatan serta prioritas pembangunan. dan masih banyak lagi indikator lain. Hingga bulan April 2010,  kabupaten – kabupaten di Gorontalo tersebut belum berubah status atau belum ada indikasi perubahan status karena perubahan status atau penetapan status daerah tertinggal dan paling tertinggal berdasarkan Keppers ( Keputusan presiden )  yang dievaluasi setiap 5 tahun  Demikian kilas pak  Zuhri.
H. Syafrudin Mosii
Sementara itu menyikapi daerah Gorontalo berstatus daerah tertinggal maka 
H. Syafrudin Mosii, ketika pada tahun 2010 masih menjabat kepala BPK provinsi DKI Jakarta dan ketua KKIG – Tinelo  Jakarta, ketika ditemui diruang kerjanya mengatakan, bahwa status daerah tertinggal dan paling tertinggal yang disandang oleh semua kabupaten berada di daerah provinsi Gorontalo, tidak perlu disesalkan atau kita harus menjadi malu. Tetapi marilah kita jadikan status tersebut sebagai cambuk untuk kemajuan masa yang akan datang,  kita harus secara bersama-sama berupaya lebih maju dan meninggalkan kondisi atau keadaan tersebut. Ia menambahkan,  kita harus sadar bahwa bangkitnya nama daerah Gorontalo saat dipimpin oleh pak Fadel ( mantan Gubernur Gorontalo), bebarapa tahun lalu, bukan karena Gorontalonya, akan tetapi hanya karena nama seorang pak Fadel, artinya bagaimana dengan kepiawaian dan kecerdasanya pak Fadel dapat memainkan peran untuk dapat dipercaya orang lain. Sebab, kalau seorang pemimpin sudah dapat dipercaya orang, maka apapun konsep yang ditawarkan pemimpin tersebut, biasanya akan cepat direspon atau diikuti oleh orang lain. Tetapi, dan ketika Gorontalo ditinggal pak Fadel tentu akan lain ceritanya. Jadi, kedepan, daerah Gorontalo dan masyarakatnya harus berani menyiapkan sosok yang benar-benar memiliki kapabilitas yang sangat luar biasa dan berkemampuan untuk mau membangun daerah dan masyarakat Gorontalo. kilasnya
       Menurutnya, sebaiknya kita jangan mengkotak - kotakan dengan harus orang Gorontalo. siapa saja asal daerahnya, yang penting memiliki kemampuan untuk memimpin dan membangun Gorontalo  kita harus terima. Tetapi, jika ada orang Gorontalo yang bisa kita temukan untuk memimpin Gorontalo yah Alhamdullilah , itu lebih baik..tuturnya pak Udin panggilan dekatnya
     Lebih lanjut kata Pak udin, untuk mengatasi status dan kondisi apapun di daerah Gorontalo agar tercapainya kesehjahteraan masyarakat, maka alangkah baiknya pemerintah harus menciptakan sistim yang kita kenal dengan Good Cooperate Governance . intinya efektifitas dan efisiensi dalam segala hal. Perlu diingat..! bahwa status daerah tertinggal dan sangat tertinggal yang dialami oleh semua kabupaten di daerah Gorontalo, tentu tidak lepas, dari dampak otonomi daerah itu yang berada pada tingkat II yaitu kabupaten dan Kota, karena dengan otonomi daerah tersebut, sepertinya seorang Gubernur bukan menjadi kepala wilayah lagi, atau menjadi atasan langsung oleh para pemimpin di daerah kabupaten dan kota, karena semua wilayah telah dikuasai oleh masing-masing pimpinan kabupaten, Jika kepala daerah ini memiliki keleluasaan untuk daerah masing-masing  berarti seorang Gubernur akan sempit wilayah kerjanya untuk mengontrol dan membuat kebijakan bersama akan sulit. Oleh sebab itu, hubungannya dengan organisasi Gorontalo Rantau, maka Ia berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Gorontalo terutama seluruh pengurus organisasi rantau di seluruh wilayah tanah air Indonesia.agar marilah kita bersatu untuk peduli dan bersinergi membentuk kekuatan agar kita dapat membantu daerah gorontalo. Kemudian jangan menunggu dipanggil, sebab kalau nanti kita menuggu dipanggil berarti kita adalah orang Gorontalo masih pada posisi yang pasif , artinya kita harus merasa terpanggil, Demikian kata pak. Udin Panggilan Akrab.

Tidak ada komentar: